Vice President Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menolak anggapan yang menilai konsumen bakal ogah membeli mobil listrik, jika sudah mempunyai mobil hybrid di garasinya. Menurut Bob, mobil hybrid dan mobil listrik memiliki segmen yang berbeda.
Menurut Bob, pembeli mobil listrik berada di segmen second buyer atau segmen konsumen yang sebelumnya sudah memiliki mobil konvensional bermesin pembakaran dalam alias ICE. Sementara, mobil hybrid yang menggabungkan mesin konvensional dan teknologi baterai, berada di segmen first buyer. Artinya, mobil listrik dan hybrid tak beririsan.
"Ada yang mengatakan, kalau orang sudah beli (mobil) hybrid, maka nggak akan beli EV (mobil listrik). (Pendapat) ini menurut saya salah besar. Karena EV itu punya segmen tersendiri dan pembelinya masih second buyer belum first buyer," kata Bob ditemui di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Dengan demikian, segmen mobil listrik tidak akan mengganggu market yang ada saat ini. Bahkan kehadiran mobil listrik justru akan mengembangkan market otomotif di Tanah Air. "Jadi kalau misalkan EV berkembang, (itu akan) expand terhadap market, bukan men-distract (mengganggu) market. Harapan kita seperti itu," sambung Bob.
Sebelumnya Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara memaparkan data penjualan mobil elektrifikasi selama tiga tahun ke belakang. Penjualannya belum sebesar mobil konvensional, tapi mobil hybrid meningkat cukup tajam, bahkan menyalip penjualan mobil listrik.
"Hybrid meningkat juga cukup tajam. Ini perlu diamati bahwa masyarakat punya kesadaran ke arah sana," ujar Kukuh dalam diskusi Tantangan dan Peluang Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia, Rabu (6/9/2023).
Dalam data yang dipaparkan Kukuh, pada 2021 mobil hybrid terjual 2.472 unit, lalu 10.344 unit pada 2022, dan 23.004 unit sepanjang Januari-Juli 2023. Bandingkan dengan mobil listrik, 687 unit di 2021, 10.327 unit pada 2022, dan 6.920 unit di Januari-Juli 2023.
Simak Video "Video: Mobil Listrik Polytron G3 dan G3+ Resmi Diluncurkan, Begini Tampangnya"
(lua/dry)