Produksi Oli Pertamina di Jakarta: Sejam Hasilkan 7.000 Botol!

Produksi Oli Pertamina di Jakarta: Sejam Hasilkan 7.000 Botol!

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 30 Nov 2022 08:11 WIB
Proses pengemasan oli di PUJ PT Pertamina Lubricants
Pabrik oli PT Pertamina Lubcricants di Jakarta Utara Foto: Dok. Pertamina Lubricants
Jakarta -

Berdiri di tengah lahan 12 hektar di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Production Unit Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricants (PTPL) bisa menghasilkan oli dengan kapasitas total 270 juta liter per tahun. Penasaran, bagaimana pabrik itu memproduksi oli hingga dipasarkan ke tangan konsumen?

PT Pertamina Lubricants memberi kesempatan media untuk melihat langsung bagaimana proses pembuatan oli di pabrik PUJ, Tanjung Priok, Jakarta Utara Selasa (29/11/2022). Seluruh sarana fasilitas produksi yang digunakan berteknologi canggih dan full automation.

Dody Arief Aditya, Manager PUJ PT Pertamina Lubricants menjelaskan rangkaian proses produksi oli, mulai dari penerimaan, penyimpanan, pencampuran (blending), pengecekan kualitas, dan pengemasan. Hingga akhirnya pelumas sampai ke tangan konsumen retail atau industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahap pertama, proses penerimaan bahan baku berupa base oil yang didapat dari kilang Cilacap dan Dumai. Kemudian bahan baku aditif yang sebagian besar diperoleh dari Singapura dan Korea Selatan. Keduanya merupakan bahan baku dari pelumas yang kemudian melewati proses blending di dalam Lube Oil Blending Plant (LOBP).

Bahan baku diterima dari bongkar muat kapal tangker untuk dipompa ke tangki penyimpanan. Sebelum bahan baku itu diterima sudah dilakukan pengecekan kualitas atau quality check.

ADVERTISEMENT
Production Unit Jakarta (PUJ) PT Pertamina LubricantsStorage Oil di Production Unit Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricants Foto: Dok. Pertamina Lubricants

"Proses pengujian dari situ (sandar kapal tanker), sebelum dipompa ke tangki kita, lab nyatakan oke baru kita berani kirim. Kita sebutnya Q1, Itu quality check pertama," kata Dody saat ditemui di PUJ PTPL, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/11/2022).

"Jadi setelah bahan baku dikirim ke tangki, bersatu dengan bahan baku sebelumnya, diambil sample lagi. Jadi ini quality cek kedua (Q2)," jelas Dody.

Laboratorium di Production Unit Jakarta PT Pertamina LubricantsLaboratorium di Production Unit Jakarta PT Pertamina Lubricants, bahkan fasilitas ini punya improvement additive plant Foto: Dok. Pertamina Lubricants

Setelah base oil dan aditif berada di tangki penimbunan, kemudian dilakukan proses blending, yakni pengadukan kedua bahan tersebut untuk dijadikan jenis pelumas yang sudah diformulasikan di laboratorium. Menariknya, fasilitas produksi di Jakarta dan Gresik sudah memiliki divisi pengembangan bahan baku aditif sendiri.

"Di Jakarta dan Gresik kita punya fasilitas yang memproduksi aditif sendiri, khusus Improvement Additive Plant," terang Dody.

"Aditif masih sebagian besar masih di-supply kita impor dari beberapa OEM additive, tapi Gresik dan Jakarta punya satu pabrik yang memproduksi kita sebut VM (Viscosity Modifier) Plant," tambah dia.

Proses Pencampuran (Blending)

Terdapat tiga macam proses blending di PUJ Pertamina Lubricants di Jakarta, yakni Automatic Batch Blending (ABB), In Line Blending (ILB) dan Stimultaneous Metered Blending (SMB). Semuanya bekerja otomatis, operator berada di control room saat menjalankan proses pencampuran base oil dan aditif.

Operator di control room Production Unit Jakarta PT Pertamina LubricantsOperator di control room Production Unit Jakarta PT Pertamina Lubricants Foto: Dok. Pertamina Lubricants

Dody menjelaskan perbedaan dari ketiga mesin tersebut didasari dari proses pengadukan, dan penggunaan formula takaran base oil dengan aditif yang resepnya diperoleh dari laboratorium pabrik. Selain itu pemilihan mesin blending juga berdasarkan tingkat permintaan produk oli yang dipasarkan ke konsumen.

"Kunci dari proses produksi pelumas yaitu ada di blending-nya," kata dia.

"Automatic Batch Blending prosesnya batching. Jadi aditif dan base oil dipaparkan satu per satu masuk ke tangki blending, diaduk baru dimasukkan ke holding tank," ungkap Dody.

Mesin blending PT Pertamina Lubricants di Production Unit JakartaMesin blending untuk pencampuran base oil dan aditif di PT Pertamina Lubricants di Production Unit Jakarta, Tanjung Priok, Jakarta Utara Foto: Dok. Pertamina Lubricants

Sedangkan mesin In Line Blending, bahan baku base oil dan aditif juga didistribusikan dengan takaran dan ukuran yang dikontrol secara otomatis. Namun proses pencampuran dilakukan secara proporsional di dalam pipa bukan di tangki.

"Kalau In Line Blending semi continue, jadi untuk satu batch, base oil dan aditif dipompa bersamaan, diaduk di dalam pipa, ditransfer ke holding tank. Sehingga kapasitasnya jauh lebih besar In Line Blending," kata dia.

Doddy mengatakan baru PT Pertamina Lubricants sebagai pabrikan oli pertama yang memakai teknologi mesin In Line Blending di Indonesia.

Mesin Blending PUJ Jakarta PT Pertamina LubricantsMesin Blending PUJ Jakarta PT Pertamina Lubricants Foto: Dok. Pertamina Lubricants

Kapasitas produksi mesin ILB lebih unggul daripada ABB. Namun ILB bukan tanpa kekurangan, jika terdapat ubahan formula produk baru, ABB lebih mudah diadaptasi setelannya.

"Automatic Batch Blending maksimum satu batch kurang lebih 30 ton satu jam paling cepat. Kalau ini (In Line Blending) 77 ton per jam. 2,5 sampai 3 kali kecepatan dari Automatic Batch Blending," kata Dody.

Terakhir, ada teknologi Simultaneous Metered Blending (SMB) yang merupakan tipe dari modifikasi In Line Blending. Mesin ini hanya digunakan untuk memproduksi pelumas dengan formulasi campuran base oil dan aditif yang tidak rumit, serta jumlah yang terbatas. Dari ketiga teknologi tersebut, sistem blending yang dominan dipilih untuk LOBP modern adalah sistem ABB dan ILB.

"Fisiknya sama kayak In Line. Tapi blending tidak terjadi di dalam pipa, blending terjadi di dalam tangki. Dikunci takarannya oleh sistem, tapi proses pengadukannya di tangki holding. Ada produk (oli) yang aditifnya sedikit. Itu kita proses di situ (SMB)," jelas Dody.

(halaman selanjutnya: tahap pengemasan oli)

Tahap pengemasan oli

Setelah proses blending selesai, tahap selanjutnya ialah filling, yakni proses memasukkan oli ke kemasan lithos (botol), drum, dan bulk (curah). Proses filling juga otomatis, operator hanya sebagai pengawas tiap mesin.

Operator filling PUJ PT Pertamina LubricantsOperator filling PUJ PT Pertamina Lubricants Foto: Dok. Pertamina Lubricants

"Kalau line penuh itu kecepatannya 7.000 botol per jam. Tapi kalau ujung ke ujung, speed-nya kurang lebih 100 botol per menit," terang Dody.

Sedangkan kemasan drum. PT Pertamina Lubricants di PUJ ini bisa memproduksi 2.000 drum per harinya. Untuk curah sekitar 200 kilo liter per hari.

Proses pengemasan oli di PUJ PT Pertamina LubricantsProses pengemasan oli di PUJ PT Pertamina Lubricants Foto: Dok. Pertamina Lubricants

Pabrik ini pun menerapkan konsep dasar Total Quality Control (TQC) dengan 8 tahapan. Pada tahap filling, pengujian kualitas sudah masuk ke tahap 4 dan 5.

"Ada dua proses adalah tetes pertama sebelum masuk packaging, ketika filling ini baru frekuensi, Per jam diambil sample baik dari pelumas ataupun kemasannya. Itu Q5 dan Q6. Q7 itu di gudang kita random sample," terang Dody.

"Q8 seperti aftersales services, jadi kayak tambang-tambang belinya banyak ketika dia pakai di mesin mereka. Kita ada oil analysis atau oil monitoring itu diambil, kita cek," jelas dia.

Sebagai informasi PT Pertamina Lubricrants saat ini memasarkan pelumas otomotif antara lain Fastron, Enduro dan Meditran. Sedangkan untuk segmen industri, memiliki produk kebutuhan mesin-mesin dan alat berat sektor industri seperti Meditran, Medipral (marine engine oil), Turalik (hydraulic oil), dan Rored (automotive gear oil).

"Selanjutnya produk dikirim ke depot, jadi produk ini kita sebut direct shipment, dari line production langsung ke konsumen kita. Biasanya produk curah, langsung dikirim ke industri," kata dia.

Pabrik oli Pertamina Lubricants di Jakarta UtaraPabrik oli Pertamina Lubricants di Jakarta Utara Foto: Dok. PT Pertamina Lubricants

Selain memproduksi pelumas, PT Pertamina Lubricant juga memproduksi gemuk atau grease. Kapasitas produksi Grease mencapa 8.000 metric ton per tahun

Untuk memastikan adanya pasokan pelumas ke seluruh konsumen di Indonesia, PT Pertamina Lubricants mengoperasikan 3 Depot Supply Point (DSP) utama di Jakarta, Cilacap dan Surabaya dan 22 DSP lainnya. Gudang ini digunakan untuk menyimpan dan menyediakan stok produk pelumas siap pakai untuk di distribusikan di dalam dan luar negeri.

Lebih rinci negara tujuan ekspor PT Pertamina Lubricants di antaranya Timor Leste, Australia, China, Jepang, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Afrika Selatan, Bangladesh, Nigeria, Nepal, Yaman, dan Korea Selatan.

Selain PUJ, ada dua pabrik Pertamina Lubricants lokal, yakni Production Unit Cilacap, dan Production Unit Gresik. Untuk di luar negeri, Pertamina Lubricants punya fasilitas di Thailand dengan kapasitas LOB berkapasitas 60 juta liter per tahun.

(riar/din)

Hide Ads