Malaysia Jual BBM Berkualitas tapi Murah, Indonesia Bisa Enggak?

ADVERTISEMENT

Malaysia Jual BBM Berkualitas tapi Murah, Indonesia Bisa Enggak?

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 06 Sep 2022 15:34 WIB
Petugas mengganti papan harga SPBU jelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter yang mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
ILustrasi pergantian harga BBM (Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta -

Malaysia menjual bahan bakar standar Euro4 lebih murah dari Indonesia. Kira-kira, bisa nggak ya rakyat Indonesia merasakan manfaat yang sama?

"Sangat bisa, Malaysia bisa kok, yang penting ada kejujuran, apalagi crudes oil dari sumber minyak di Indonesia itu sepenuhnya hak rakyat Indonesia," kata Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Puput, Senin (6/9/2022).

Dikutip ringgitpuls, harga bensin RON 95 Malaysia hanya 2,05 ringgit per liter atau setara Rp 6.814 (dengan kurs Rp 3.324 per ringgit). Sedangkan, harga Pertamax di Pertamina yang memiliki RON lebih rendah, yakni RON 92 dibanderol Rp 14.500 per liter.

Lanjut Puput, harga BBM Malaysia bisa murah karena berawal dari transparansi pemerintah dalam menetapkan harga pokok penjualan (HPP). Masyarakat juga bisa memantau profit margin dari setiap penjualan BBM.

"Keharusan restrukturisasi harga BBM agar terhindar praktik manipulasi dan surplus produsen yang berlebihan. Pemerintah harus transparan atas revenue dari penjualan crudes oil, yang total revenue harus dibagikan kepada masyarakat sesuai amanat UUD 1945 pasal 33," kata Puput.

Selain itu, Puput menjelaskan subsidi yang diberikan juga berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam hal ini akan dikenakan pungutan pajak atau cukai ketika minyak mentah dunia turun, namun ketika melambung bakal diberikan subsidi dari pungutan pajak tersebut.

PertaminaHarga BBM Pertamina jenis Pertalite dan Pertamax naik Foto: Dok. Pertamina

"Sangat mudah, contoh apa terjadi di Malaysia demikian, saat crudes tinggi, pemerintah memberikan subsidi, subsidi diambil ketika harga crudes rendah, konteks Indonesia dapat ditambah ekspor crudes oil dari sumber minyak yang ada di Indonesia, karena itu amanat UU," kata dia.

"Sebaliknya harga crudes oil sedang tinggi katakanlah 17 ribu per barel, maka setiap kenaikan setiap sen kenaikan BBM itu akan berimplikasi langsung terhadap subsidi terhadap pemerintah malaysia sehingga buffer atau penyangga harga ini bisa berjalan dengan baik sehingga menciptakan harga untuk standar kendaraa euro 4, supaya harganya tetap stabil," lanjutnya.

Tapi apakah subsidi BBM tidak akan membebani pemerintah?

"Tidak, kenapa tidak? saat harga crudes rendah pemerintah Malaysia menarik pajak, pajak tidak digunakan infrastruktur, tidak digunakan BLT, disimpan saat digunakan dikembalikan sebagai subsidi ketika harga crudes melangit. Ini bentuk transparansi yang bisa diadopsi," jelas dia.

Puput mengungkapkan selain mengimpor crude oil, Indonesia juga mengekspor crude oil dengan harga tinggi. Seharusnya, lanjut Puput profit dari ekspor impor ini bisa disimpan untuk lanjut diberikan subsidi kembali dalam penetapan harga BBM.

"Ada ekspor dari crudes oil dari Indonesia maka itu harus dihitung secara transparan dan dipergunakan sebagai bagian cara subsidi BBM di Indonesia, selain subsisdi yang diambil dari pajak BBM, yang diambil dari saat-saat crudes oil sangat rendah. Apalagi pajak BBM tidak mengenal crudes oil tinggi, tetap dipajak 5 persen," jelas Puput.



Simak Video "Para Pengendara Ini Menghindar Karena Dikira Razia, Ternyata..."
[Gambas:Video 20detik]
(riar/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT