"Michelin memang bukan untuk segmen bawah, meski sebenarnya saya yakin banyak konsumen yang tidak tahu soal detail ban (komposisi ban). Brand selalu memiliki segmen (masing-masing kelas) untuk memenuhi kebutuhan konsumen," ujar Presiden Direktur Michelin Indonesia, Steven Vette.
Steven menambahkan, sangat sulit untuk memproduksi ban berkualitas dengan harga murah.
"Sejujurnya sangat sulit melahirkan ban yang baik dengan harga murah, untuk itu ada berbagai model, semuanya akhirnya tahu mana ban bagus mana yang tidak, makanya pabrik-pabrik kita itu kalau memproduksi Michelin ya Michelin saja, produksi BF Goodrich ya BG Goodrich aja, tidak akan dicampur," ucap Steven.
"Alasannya karena soal mesin tadi, saat mau memproduksi kita harus setting ulang, mengatur komposisi materialnya, jadi mereka jauh lebih efisien kalau produksi satu brand saja. Setelah mengakuisisi PT Multistrada Arah Sarana Tbk, kami memiliki line up lengkap seperti untuk kelas atasnya Michelin, menengahnya GF Goodrich dan bawahnya ada Archiless, " Steven menambahkan.
Direktur Public Affairs Michelin Indonesia, Kartika Susanti menambahkan pabrik Michelin di Cikarang akan menjadi basis produksi BF Goodrich.
![]() |
"Indonesia jadi base produksi di Asia, kami mencoba menjadi perusahaan yang stabil, kami memproduksi lokal to lokal, kami memproduksi untuk market yang ada, kami support untuk Indonesia, dan Asia market, dan kami juga kirim ke US. dan ini berhubungan dengan pengiriman, dan kami terus menambah kapasitas kami dan kami fokus di Asia.
"Kita sekarang lagi membangun pabrik di Cikarang itu sebagai base produksi BF Goodrich untuk kendaraan penumpang untuk lingkup global, rencana Michelin untuk dunia, kita rencananya pusatkan produksi BF Goodrich hanya di 3 pabrik Thailand, China, dan salah satunya di Cikarang. Ke depannya kita optismis sekali akan ada investasi dan lain-lain, tapi belum bisa disampaikan, Saat ini BF Goodrich sudah mulai produksi 2020, implikasinya kita harus mengurangi produksi ekspor Archiles, tahun ini stop sama sekali, dan fokus untuk lokal, untuk BFG juga untuk kendaraan penumpang," ujar Kartika.
PT Michelin Indonesia melakukan akuisisi 80 persen saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk, total akuisisi saham ini mencapai Rp 6,23 triliun.
Usut punya usut, akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat posisi Michelin di pasar Indonesia. Termasuk mengambil kendali pabrik lokal Multistrada yang selama ini memproduksi ban Corsa dan Achilles.
PT Michelin Indonesia juga mengakuisisi 20 persen saham Pentha Artha Impressi lewat kemitraan bersama Indomobil. Ekspansi bisnis Michelin ini memberikan peluang bagi perusahaan asal Prancis untuk memperluas operasinya di negara dengan populasi terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar