Warna boleh sama hitam, begitu juga dengan ukuran ban, meski demikian bisa dipastikan ban mobil listrik dan mobil konvensional yang menggendong mesin bahan bakar itu berbeda. Lah apa bedanya, nih?
Rupanya perbedaan mendasar dari ban mobil listrik dan konvensional itu terletak dari teknologi serta fitur yang disajikan. Seperti yang disampaikan Presiden Direktur Michelin Indonesia, Steven Vette.
Steven menjelaskan ban mobil listrik itu harus memiliki fitur rolling resistance atau perputaran roda yang lebih jauh dibandingkan mobil konvensional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus tahu dahulu sejarahnya kenapa Michelin melahirkan ban khusus mobil listrik, kami memulai pada 1992 dengan memproduksi ban yang memiliki rolling resistance yang baik. Saat itu semuanya berkata kalian gila, membuang uang besar untuk sebuah ban," cerita Steven.
"Dan tidak disangka di Amerika Serikat menerapkan standar baru yang bertujuan untuk menekan konsumsi bahan bakar. Singkat cerita untuk bisa melahirkan ban yang memiliki rolling resistance yang baik itu sangat mahal, dan itu sekarang dibutuhkan kendaraan listrik," Steven menambahkan.
Sehingga saat ini Michelin memiliki keuntungan lebih, karena telah melakukan riset lebih dahulu dan kini siap menyambut era kendaraan listrik.
![]() |
"Mobil listrik hadir sudah kami antisipasi dengan baik, kami ikut berpartisipasi pada ajang Formula e, dan telah bekerjasama dengan menyediakan ban untuk Tesla. Awalnya Tesla mengatakan ban sudah cukup dengan yang ada, asal bisa berlari hingga 10.000 km itu sudah cukup, namun pada akhirnya Elon Musk mengakui hal itu tidaklah cukup karena memiliki bobot yang berat," Steven berkata.
"Lebih penting dibandingkan jarak, tidak ada mesin membuat suara ban sangat terdengar. Untuk itu ban harus sangat sunyi dan harus memiliki rolling resistance atau perputaran yang sangat baik untuk bisa menambah jarak yang lebih jauh," Steven menambahkan.
Steven mengatakan saat ini konsumen mobil listrik sangat menginginkan ban dengan memiliki rolling resistance yang baik, senyap, dan kuat menahan beban.
"Konsumen menginginkan ban yang ringan namun mampu menopang yang berat, rolling resistance yang baik, dan kami mengkombinasikan hal itu, karena mobil listrik sangat membutuhkan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan mobil konvensional," ucapnya.
"Dan orang yang ingin membeli mobil listrik adalah orang yang ingin save uang dan irit BBM. Karena selama ini orang bicara mobil listrik hanya soal baterai dan konsumsi bahan bakar, padahal yang tidak kalah penting adalah pemilihan ban. Jadi ada 3 faktor ban untuk kendaraan listrik, yakni memiliki rolling resistance yang baik, senyap dan memiliki jarak yang jauh, dan mampu menahan beban. Saat ini kita (Michelin) sudah menjual sejak 2021, tercatat 50 persen share penjualan untuk kendaraan listrik di dunia, dan Tesla yang menjadi klien terbesar kami," Steven menambahkan.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?