Kendaraan pribadi masih jadi idaman bagi pemudik. Untuk mendorong orang beralih ke transportasi massal perlu langkah dengan memprioritaskan angkutan umum.
Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno, mengutip data hasil survei ketiga Badan Litbang Perhubungan (Maret 2022) yang menunjukkan angka cukup besar pilihan menggunakan kendaraan pribadi sekitar 46,6 persen atau 39,8 juta orang, yakni mobil pribadi 26,8 persen (22,9 juta orang) dan sepeda motor 19,8 persen (16,9 juta orang).
Djoko mengusulkan agar kendaraan dari terminal yang mengangkut pemudik dapat prioritas laiknya pejabat untuk mendorong minat pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum.
"Caranya dengan pengawalan atau pendampingan khusus oleh Polri atau Ditjenhubdat atau Dishub terhadap rombongan bus umum yang mengangkut pemudik mulai dari terminal keberangkatan hingga terminal tujuan.
Menurutnya, dengan waktu tempuh yang semakin cepat maka akan banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum.
"Waktu perjalanan akan lebih terjamin lebih cepat tiba di tujuan ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, sehingga transportasi umum dapat menjadi pilihan utama," simpul Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini.
Lebih lanjut ia mengatakan mudik dengan transportasi umum juga dinilai paling tepat saat ini agar lebih memudahkan pengawasan dan pengaturan. Keberangkatan mudik lewat simpul transportasi umum, seperti terminal, dinilai lebih mudah diawasi dan diatur.
"Penyediaan bus gratis dengan berangkat dari terminal dirasa sangat tepat. Mayoritas pemudik memilih naik bus dari terminal (50,8 persen). Selanjutnya memilih berangkat dari pool PO Bus 21,7 persen, agen bus 15,3 persen dan di pinggir jalan 12,2 persen," urai Djoko.
Di satu sisi, mobilitas yang terbatas di daerah tujuan juga menjadi keengganan masyarakat untuk beralih ke transportasi umum.
Djoko mengatakan kebutuhan fasilitas transportasi umum di daerah belum dapat menjangkau keseluruhan wilayah, terlebih ke pedesaan. Tetapi sejumlah fasilitas transportasi umum yang sudah terbangun dua tahun terakhir di daerah sudah dapat membantu para pemudik melakukan mobilitas selama masa mudik di daerah.
"Keengganan menggunakan transportasi umum saat mudik disebabkan tidak tersedianya sarana transportasi umum di daerah. Namun dalam dua tahun belakangan ini untuk daerah tujuan mudik sudah ada perkembangan fasilitas angkutan umum di Yogyakarta, Semarang, Solo, Banyumas dan Surabaya," ungkap Djoko.
Simak Video "Video Puluhan Bus Bekas TransJakarta Hangus Terbakar di Jakbar"
(riar/rgr)