Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah

Foto Oto

Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah

Chelsea Olivia Daffa - detikOto
Rabu, 04 Jun 2025 19:28 WIB

Jakarta - Daya beli masyarakat yang menurun turut memukul industri bus AKAP. Penumpang turun 23%, operator membutuhkan bantuan pemerintah.

Pemudik bersiap menaiki bus di Terminal Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/4/2022). H-10 Lebaran pemudik mulai ramai di Terminal Bekasi. Saat ini didominasi oleh pemudik tujuan pulau Sumatera. Warga melakukan mudik lebih awal ke sejumlah kota tujuan di Jawa dan Sumatera untuk menghindari kemacetan dan penumpukkan penumpang saat puncak arus mudik yang diprediksi akan terjadi tanggal 28 April hingga 1 Mei mendatang.

Daya beli masyarakat Indonesia sedang menurun tajam. Hal ini juga terjadi di industri transportasi umum darat, di mana penumpang bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) mengalami penurunan hingga 23%. Operator bus pun sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Agung Pambudhy/detikcom

Penumpang berjalan menuju bus di Terminal Cicaheum, Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/7/2024). Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana menghentikan operasional Terminal Bus Cicaheum dan akan memindahkan pelayanan angkutan bus baik Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) ke Terminal Leuwi Panjang mulai tahun 2025 menyusul rencana pembangunan Depo Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi 0,37% pada Mei 2025 secara bulanan (month to month/mtm), dan ini menjadi kali ketiga deflasi selama 2025. Hal ini pun menjadi alarm bagi pertumbuhan ekonomi nasional, karena deflasi membuat daya beli masyarakat turun atau mereka menahan uang untuk berbelanja barang maupun jasa. ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Penumpang mengambil barangnya di bagasi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) pada arus balik Lebaran 1446 H di Terminal Mengwi, Badung, Bali, Sabtu (5/4/2025). Menurut petugas di Terminal Tipe A Mengwi tersebut pada arus balik Idul Fitri mulai Rabu (2/4) hingga Jumat (5/4) pagi belum ada kedatangan penumpang signifikan dari sejumlah kota di Pulau Jawa dan diperkirakan lonjakan penumpang terjadi pada Minggu (6/4). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU

Turunnya daya beli masyarakat juga terjadi di industri transportasi umum darat, khususnya bus umum trayek AKAP. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, industri bus AKAP di Indonesia saat ini sedang remuk-remuknya.Β ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO

Arus balik masih terasa di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Warga berbondong-bondong tiba dari kampung halaman 7 hari usai Idul Fitri.

Sani sendiri tidak bisa memastikan, faktor-faktor apa saja yang membuat turunnya penjualan tiket bus AKAP. Yang jelas, ada kaitannya dengan kelesuan ekonomi nasional.Β Andhika Prasetia/detikcom

Arus balik masih terasa di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Warga berbondong-bondong tiba dari kampung halaman 7 hari usai Idul Fitri.

Sani pun mengaku pasrah dengan situasi yang terjadi saat ini. Dia mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus berupa diskon tarif untuk moda transportasi kereta api, pesawat, dan kapal laut selama Juni-Juli 2025, tanpa mengikutsertakan transportasi bus AKAP di dalamnya.Β Andhika Prasetia/detikcom

Pemudik bersiap menaiki bus di Terminal Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/4/2022). H-10 Lebaran pemudik mulai ramai di Terminal Bekasi. Saat ini didominasi oleh pemudik tujuan pulau Sumatera. Warga melakukan mudik lebih awal ke sejumlah kota tujuan di Jawa dan Sumatera untuk menghindari kemacetan dan penumpukkan penumpang saat puncak arus mudik yang diprediksi akan terjadi tanggal 28 April hingga 1 Mei mendatang.

Memang pemerintah memberikan stimulus lain berupa diskon untuk tarif tol. Tapi, kata Sani, hal itu tidak akan banyak membantu industri bus AKAP. Karena dengan kebijakan tersebut, justru malah membuat orang memilih menggunakan mobil pribadi ketimbang naik bus.Β Agung Pambudhy/detikcom

Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Penumpang Bus AKAP Turun Hingga 23%, Operator Butuh Bantuan Pemerintah
Hide Ads