Harapan Ojol saat BBM Premium dan Pertalite Dihapus

Harapan Ojol saat BBM Premium dan Pertalite Dihapus

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Sabtu, 25 Des 2021 17:45 WIB
Warga membeli bbm subsidi jenis premium di SPBU Pertamina, Otista, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2019). Pertamina berharap penyaluran BBM Bersubsidi tepat sasaran. Sebab yang terjadi di lapangan hingga kini BBM Bersubsidi masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang secara ekonomi tergolong mampu.
Ilustrasi BBM Premium Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Ajal bahan bakar minyak (BBM) Premium (RON 88) sudah di depan mata. Pemerintah akan mengalihkan penggunaan BBM tidak ramah lingkungan itu ke BBM Pertalite (RON 90). Namun, dalam jangka waktu ke depan Pertalite juga akan diganti ke bahan bakar yang lebih baik, yaitu Pertamax.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, Indonesia memasuki masa transisi yaitu BBM Pertalite akan menjadi bahan bakar antara menuju BBM yang ramah lingkungan.

"Kita memasuki masa transisi di mana Premium (RON 88) akan digantikan dengan Pertalite (RON 90), sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," katanya dalam keterangan tertulis dikutip detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah juga tengah menyusun peta jalan (roadmap) BBM ramah lingkungan. Nantinya, BBM Pertalite juga bakal digantikan dengan kualitas bahan bakar yang lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Proses peralihan dari Premium, Pertalite, hingga ke Pertamax bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Terlebih, hal ini akan berdampak bagi masyarakat yang setiap hari mengandalkan kendaraan pribadi untuk mencari nafkah, seperti driver ojek online (ojol).

Salah satunya adalah Angga, pria yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online ini mengaku cukup keberatan jika Pertalite akan dihapus ke depannya. Hal ini disebabkan harga BBM Pertamax yang masih tergolong mahal dan tak sejangkau Pertalite, sehingga dapat mempengaruhi biaya operasional untuk bekerja setiap hari.

SPBU Tanah Abang jual Pertalite dengan harga Rp 6.450 per liter. Sejumlah pemotor pun antre di SPBU itu demi dapat membeli Pertalite seharga Premium itu.SPBU Tanah Abang jual Pertalite dengan harga Rp 6.450 per liter. Sejumlah pemotor pun antre di SPBU itu demi dapat membeli Pertalite seharga Premium itu. Foto: Rifkianto Nugroho

"Tentunya sangat akan menambah beban biaya operasional lagi jika mengharuskan beralih ke Pertamax, dan hal itu tentunya akan mempengaruhi juga dari hasil pendapatan bersih teruntuk para pekerja yang setiap harinya bekerja di jalanan seperti kurir, mitra ojol, taxi, dan lainnya," kata Angga saat dihubungi detikOto, Sabtu (25/12/2021).

Lebih lanjut, Angga mengungkapkan jika tidak menutup kemungkinan untuk beralih ke merek lain jika benar BBM Premium dan Pertalite sudah dihapus. Namun, ia juga tetap mempertimbangkan dari sisi harga serta kualitas bahan bakar tersebut.

"Pastinya ada niatan untuk beralih ke merek lain, tapi ya dilihat dulu dari segi harga yang diberikan. Perlu dilakukan perbandingan terlebih dulu dari berbagai merek BBM yang ada di Indonesia, dilihat juga dari segi kualitas yang diberikan dan harga yang ditawarkan," tuturnya.

Kini, Angga berharap pemerintah bisa mencari solusi terbaik bagi masyarakat jika BBM Premium dan Pertalite sudah dihapus. Sehingga, masyarakat yang sehari-hari bekerja dengan mengendarai kendaraan tidak merasa terbebani dengan harga BBM yang mahal.

"Kalau pun rencananya dalam 1-3 tahun ke depan BBM Pertalite dihapuskan, sekiranya pemerintah memberikan solusi atau jalan lain kepada masyarakat agar bisa menggunakan BBM yang ramah lingkungan yang sesuai dengan standar pemerintah. Tetapi, harus memiliki harga yang berbanding sama dengan harga Pertalite," pungkas Angga.




(lth/din)

Hide Ads