Indonesia terus mempersiapkan diri menyambut era elektrifikasi kendaraan bermotor. Tak cuma mobil dan motor listrik, angkutan umum seperti bus listrik juga tengah disiapkan. Bahkan, TransJakarta sedang menguji coba bus listrik.
Tapi menurut Head of Products and Marketing PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) Faustrina, masih ada ganjalan yang membuat Daimler belum memperkenalkan bus listrik di Indonesia. Terutama soal infrastruktur dan suhu panas di Indonesia.
"Kami ada rencana, tapi memang perencanaan kami untuk jangka panjang. Jangka panjang dalam artian dari hulu ke hilir yang sedang kami siapkan dengan matang saat ini adalah secara infrastruktur," kata Faustina dalam peluncuran Suites Combi Bus Laksana dengan sasis Mercedes-Benz OF 917 secara virtual, Selasa (9/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kedua kita nggak bisa mungkiri negara kita ini negara tropis. Jadi salah satunya untuk AC itu kan harus selalu dinyalakan untuk keadaan (suhu) di Indonesia yang 30 derajat celcius ke atas. Itu juga salah satu hal yang menjadi titik penting kami bagaimana adjust untuk tropical country," sebutnya.
Secara global, Daimler sendiri memiliki bus listrik Mercedes-Benz. Mercedes-Benz telah meluncurkan bus listrik perkotaan bernama eCitaro. Tak cuma itu, Daimler juga meluncurkan truk listrik eActros.
Baru-baru ini, divisi bus Mercedes-Benz memulai elektrifikasi kendaraan komersialnya di Brasil dengan memperkenalkan sasis eO500U. Bus listrik Mercedes-Benz yang punya konsep lantai rendah (low deck) itu akan ditujukan untuk penggunaan moda transportasi perkotaan.
Penerapan Euro 4 Mesin Diesel Mulai April 2022
Soal lingkungan yang lebih bersih, selain menerapkan elektrifikasi kendaraan, pemerintah juga mencanangkan kebijakan standar emisi Euro 4. Untuk mesin diesel, Euro 4 baru berlaku pada April 2022.
"Dan tentunya kami sebagai manufaktur sangat mendukung program tersebut. Persiapan kami tidak hanya dari segi manufakturing, yang sangat kami utamakan adalah aftermarketnya. Jadi persiapan kami hingga April 2022 saya percaya akan sangat mumpuni," kata Faustina.
Untuk bus Mercedes-Benz sendiri, Faustina mengatakan sudah disesuaikan dengan bahan bakar yang diedarkan di Indonesia. Untuk emisi yang lebih bersih, Faustina menyarankan, BBM yang digunakan diasarankan adalah bahan bakar diesel dengan cetane number (CN) minimal 51.
"Jika ada customer yang menggunakan bahan bakar yang disuplai Pertamina, itu sebenarnya tidak ada masalah. Hanya saja, Pertamina mencanangkan bahwa Euro 4 ini rekomendasinya adalah menggunakan CN 51 sebagai bahan bakar untuk Euro 4 diesel," tegas Faustina.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah