Indonesia mewacanakan bebas truk ODOL (over dimension & over load) tahun 2023. Hingga kini, masih banyak truk ODOL yang berkeliaran di jalan raya.
Truk ODOL yang masih banyak beredar di jalan merugikan banyak pihak. Terutama soal kualitas jalan yang gampang rusak akibat truk ODOL yang melintas.
Fitri Wiyanti Direktur Operasi Jasa Marga mengatakan dampak kendaraan ODOL di jalan tol membuat kerusakan konstruksi jalan tol lebih cepat. Jalan rusak itu diakibatkan oleh beban berlebih pada truk ODOL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di data kami persentase kendaraan ODOL di TW (triwulan) IV 2020 itu sebanyak 39,68% atau hampir 40% dari kendaraan non-golongan I atau angkutan barang itu adalah kendaraan ODOL. Ini kalau makin besar beban berlebih, akan menunjukkan peningkatan daya rusak kendaraan yang akan memperpendek umur pelayanan jalan tol," kata Fitri di acara Promoting Intelligent Toll Road System in Indonesia, Kamis (29/7/2021).
"Jadi kalau secara teori kendaraan ODOL yang melintas menimbulkan dampak penurunan umur rencana perkerasan misalnya di catatan semula adalah 10 tahun itu menjadi 3 tahun," sebutnya.
Nggak cuma itu, truk ODOL juga berisiko menimbulka kecelakaan. Fitri menyebut, berdasarkan catatan Jasa Marga sampai 2020, komposisi kendaraan angkutan barang jumlahnya sangat kecil, cuma 16,01%. Tapi angka kecelakaannya besar.
"Dampak pada kecelakaan yang terjadi di catatan kami adalah sebanyak 46,96% melibatkan kendaraan angkutan barang, dan mostly itu adalah kendaraan over dimensi dan over load," katanya.
Untuk itu, berbagai cara dilakukan agar truk ODOL tak lagi berkeliaran. Salah satunya dengan memasang teknologi weigh in motion (WIM) untuk mengontrol kendaraan overload di jalan tol.
"Penggunaan teknologi WIM direncanakan akan terintegerasi dengan sistem ETLE. Jadi jumlah pelanggaran kendaraan ODOL bisa dikurangi," ujar Fitri.
Teknologi WIM di Tol Jasa Marga sudah diterapkan di 7 titik di jalan tol, di antaranya Tol Semarang, Surabaya Gempol, Jagorawi, Ngawi-Kertosono, Jakarta-Tangerang, JORR E, dan Tol Padaleunyi.
Fitri melanjutkan, Jasa Marga juga telah menandatangani MoU dengan Polda Metro Jaya untuk mengimplementasikan tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di jalan tol yang terintegrasi dengan WIM untuk mengawasi truk ODOL dan CCVT penghitung kecepatan untuk pelanggaran kecepatan.
"Saat ini WIM yang terintegrasi dengan ETLE sudah beroperasi di JORR Section KM 52.4. Selain itu Jasa Marga memiliki 24 unit CCTV penghitung kecepatan, dilengkapi dengan fitur ANPR (Automatic Number Plate Recognition/pengenal pelat nomor otomatis) dan terintegearasi dengan JID (Jasamarga Integrated Digitalmap)," kata Fitri.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini