Kisah Emak Pedagang Pasar Beli Toyota Rush: Pakai Uang Receh, Nabungnya di Karung

ADVERTISEMENT

Kisah Emak Pedagang Pasar Beli Toyota Rush: Pakai Uang Receh, Nabungnya di Karung

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 16 Jul 2021 07:08 WIB
Bulukumba -

Apa yang kamu pikirkan jika melihat uang koin dan receh? Kebanyakan orang tidak menganggapnya penting lagi, uang logam kini hanya dicari-cari untuk bayar upah pak Ogah di simpang jalan dan memberi tip juru parkir gerai belanja. Tapi tidak bagi Marni (46) dan Hengki (52), warga Dusun Allu, Desa Tamatto, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba. Pasutri ini berhasil mengumpulkan uang recehan untuk menebus satu unit mobil Toyota Rush TRD seharga Rp 267,8 juta.

Marni menceritakan bahwa Toyota Rush itu adalah mobil impiannya dari beberapa tahun yang lalu. Dia berniat mengumpulkan uang receh dengan gigih dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun. Semuanya berawal dari impian ingin memiliki dan tidak meremehkan hal yang kecil.

"Saya melihat di jalan, duduk di rumah lewat mobil seperti itu (Toyota Rush), saya berniat dalam hati Ya Allah kapan cukup uangku, baru saya bisa beli juga mobil seperti itu, siang dan malam, setiap mau tidur ataupun bangun setiap subuh saya niatkan itu, Ya Allah saya mau pergi menjual semoga saya laris manis jualanku terus bisa menyimpan, saya bisa membeli mobil impian itu dari beberapa tahun yang lalu," cerita Marni saat dihubungi detikcom, Kamis (15/7/2021).

Uang koin tersebut dari pecahan Rp 500 hingga Rp 1.000. Termasuk dengan uang kertas pecahan Rp 1.000 hingga Rp 5.000. Rupiah demi rupiah dikumpulkan Marni dan suaminya dari berjualan obat-obatan, buku tulis, aksesoris wanita, hingga mainan anak-anak ke pasar.

"Kalau saya usaha campuran, termasuk (menjual) obat, alat-alat tulis, tissue, campur juga kosmetik, aksesoris, saya pertama dulu bisnis cuma obat," kata dia.

"Setelah itu saya menjual buku, bukan saya matikan (berhenti jualan) obat, setelah itu menjual aksesoris seperti perhiasan, mainan anak-anak, ikat rambut, bronze, terus saya bertambah lagi beberapa tahun yang lalu kosmetik," sambung dia.

Marni menabung lebih dari lima tahun yang lalu, bahkan suaminya tidak mengetahui niat dari istrinya tersebut.

"Saya ini awalnya bisnis kecil-kecilan, terus bertambah terus. Alhamdulillah, kita ini selalu dapat uang recehan, bapak pergi menjual, saya juga, makanya setiap dapat uang receh saya simpan," tutur Marni.

"Saya selalu bilang sama bapak, pak ini uangku sudah banyak, karena saya menyimpan ini pun bapak tidak tahu, baru 2 tahun ini baru tahu, karena sudah banyak itu uang."

"Saya sebenarnya menabung selama ini karena aku mau membeli mobil pribadi, katanya 'kapan sampainya' (pakai duit receh), kalau tidak ada halangan kita panjang umur, 'kapan-kapan saja' kubilang. Alhamdulillah kemarin sudah tercapai impian saya," cerita Marni coba menggambarkan obrolan dengan suaminya.

Marni mengatakan tidak boleh meremehkan uang koin dan receh bagi kehidupannya. Sebab dia pernah berada di titik nadir kala suami tercintanya terpakas berhenti bekerja selama dua tahun akibat kecelakaan kerja. Ia pun banting setir menjadi tulang punggung untuk menghidupi keluarganya dengan berjualan obat ke pasar.

"Tahun 2005 bulan 8 bapak kecelakaan, kena kayu patah betisnya sama pergelangan tangan, sakit," terang Marni.

Berangkat dari bisnis tersebut kehidupan perekonomiannya mulai membaik, suaminya pun bahkan ikut berbisnis yang digeluti Marni. Bahkan ini bukan kali pertama dirinya membeli barang menggunakan uang receh. Pada tahun 2008 lalu ia menabung sampai Rp 17,5 juta terdiri dari uang koin Rp 500 dan pecahan uang kertas Rp 1.000 hingga Rp 5.000.

"Alhamdulillah bisa membangun rumah, cuma rumah gardu (rumah kecil)," kata Marni.

Beli mobil pakai duit receh

Sedikit demi sedikit, Marni berhasil mengumpulkan uang koin yang dimasukkan ke dalam karung sembako. Dia pun memberanikan diri datang ke dealer Toyota Kalla Bulukumba untuk menebus satu unit Toyota Rush TRD terbaru.

"Uangnya saya simpan di karung, taruh di belakang pintu kamar. Saya taruh di karung sembako," cerita dia.

"Uang koinnya Rp 52 juta, uang kertasnya uang dengan uang baru Rp sekitar Rp 50 juta," kata Marni.

Dari disimpan menggunakan karung sembako. Dia datang dengan puluhan toples, plastik, dan kardus berisikan uang receh. Namun ternyata ibu dari tiga anak ini sudah berusaha menukarkan uang di bank, namun Marni diminta kembali ke rumah untuk dirapihkan uangnya, karena petugas bank kekurangan tenaga.

"Bukan ditolak, (petugas bank) mau dibawa ke rumah solasi dulu (dirapihkan dan dibagi-bagi uang recehnya), dicontohkan dikasih karet satu kantong sama solasi," ucap dia.

Marni pun kembali ke rumah, hingga akhirnya dia mengatakan salah satu marketing Toyota Kalla Bulukumba, Suandi Bali dan siap membantunya. Akhirnya puluhan toples, kresek, dan kardus yang berisi uang receh itu pun dibawa ke dealer. Sementara sisa pembayarannya dibayarkan melalui transfer bank.

"Kalau dia pakai ada itu toples kurang lebih 20 toples untuk koinnya kalau tidak salah. Ada juga pakai kantong kresek, sekitar delapan kantong Rp 500 rupiah. Uang kertasnya pakai dus besar, satu kardus pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, dan Rp 5.000, paling banyak Rp 1.000," kata Suandi, Marketing Toyota Kalla Bulukumba saat dihubungi detikcom, Kamis (15/7/2021).

"Saya pribadi tidak pernah pikirkan (kesulitan atau tidak), di mata saya semua uang sama, kebetulan ini saya yang proses ini (pembelian ibu)," kata dia.

"Saya hargai perjuangan ibu ini, saya sampaikan silahkan datang, saya akan layani. Apapun bentuknya, saya siap bantu," sambung Suandi.

(riar/din)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT