Perajin knalpot di Karawang saat ini dalam kondisi mengenaskan. Bisnis mereka terancam gulung tikar akibat beragam masalah yang dihadapi.
Diceritakan Saiman, salah satu perajin knalpot di Karawang, usaha yang sudah dia rintis sejak tahun 2000 kini terancam tutup. Ada banyak tantangan besar yang dia hadapi dalam setidaknya beberapa tahun terakhir.
Yang memberi hantaman paling keras adalah pandemi virus corona. Sebagaimana banyak sektor lain terpengaruh, industri pembuat kenalpot milik Saimin juga sangat terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal lainnya adalah makin maraknya polisi merazia knalpot bising. Sebagaimana diketahui, di Jakarta kini rutin dilakukan penindakan terhadap motor dengan knalpot bising. Kondisi itu membuat permintaan knalpot menurun.
Bukan itu saja. Saiman malah pernah dapat arahan langsung dari pihak kepolisian untuk tidak lagi membuat knalpot. Di bengkelnya, pria lulusan SMP itu sempat menempelkan pemberitahuan, sesuai arahan dari kepolisian.
"Kalau saya ikuti peraturan sesuai apa yang diarahkan oleh pihak kepolisian, tapi memang terkadang konsumen yang datang tidak serta merta saya tolak, namanya juga usaha, Kang. Toh seperti usaha jualan rokok aja, dilarang tapi tetap saja dijual, dan banyak yang beli," ucapnya dalam perbincangan dengan detikOto.
![]() |
Produksi Knalpot Khusus Balapan
Untuk pembuatan knalpot sendiri, diakuinya bukan untuk konsumen biasa, melainkan produksi pemakaian balapan resmi. "Saya produksi knalpot balap, memang khusus untuk balapan resmi, bukan konsumen umum pemakaian di jalanan," kata Saiman.
Jadi, dijelaskannya, ia membuat knalpot motor khusus mesin 2 tak, dan 4 tak, dan juga membuka jasa reparasi knalpot. "Saya buat untuk produksi motor balap road race, dua tak, dan 4 tak, dan buka jasa reparasi juga," paparnya.
Untuk harganya, perknalpot 2 tak dihargai Rp 500.000, 4 tak Rp 400.000, untuk Moge Rp 2.500.000, sedangkan reparasi dari kisaran Rp 200.000 hingga Rp 300.000. Sementara itu, bahan yang digunakannya, dari plat besi yang dipesan di pabrikan, dan terkadang dari besi bekas atau limbahan.
"Kadang bahannya saya dapat beli dari pabrikan, dan terkadang juga dari limbahan bekas," kata Saiman.
![]() |
Balapan Hilang, Knalpot Thailand Datang
Semenjak event balap mulai tidak ada di Karawang karena pandemi, seiring itu pula pamor bengkel knalpot milik Saiman memudar. Ujung-ujungnya berdampak kepada pendapatannya.
"Jadi tiada balapan, hilang juga pendapatan, karena jantung produksi ini dari pamor balapan juga," kata Saiman.
Selain itu, kedatangan produksi knalpot pabrikan juga berpengaruh terhadap persaingan bisnis. "Konsumen saya dulu itu ada dari Kebon Jeruk, Jakarta, dia beli 100 knalpot kosongan tanpa merek, tahun 2018, terus satu tahun kemudian berhenti berlangganan karena memilih produk lain dari pabrikan Thailand," ungkapnya.
Di akhir perbincangan, Saiman berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas apa yang dialami dirinya, dan perajin knalpot lainnya.
"Apa yang saya rasakan saat ini, juga dirasakan kawan-kawan saya di berbagai daerah, saya berharap pemerintah bisa memberikan solusi untuk perajin knalpot seperti saya, jangan sampai usaha ini yang saya rintis 21 tahun ini gulung tikar, karena usaha ini telah banyak memberikan penghidupan banyak orang, termasuk para karyawan yang dulu pernah banyak saya miliki," kata Saiman.
(din/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah