Nasib industri otomotif dunia saat ini tengah dipertanyakan sejak semakin sulitnya untuk mendapatkan 'otak' kendaraan atau semikonduktor atau microchip. Tercatat kabar semakin sulitnya semikonduktor sudah tercium sejak Februari 2021 lalu, akibat dampak pandemi COVID-19.
Dikutip harvardbusinessreview dan reuters, semakin sulitnya mendapatkan pasokan semikonduktor tidak lepas akibat pandemi berkepanjangan yang membuat perusahaan yang biasanya memproduksi semikonduktor ikut mengurangi jumlah produksi mereka, bersamaan dengan berkurangnya jumlah produksi kendaraan.
Kini di saat pabrikan otomotif dunia mulai berbenah untuk bisa kembali genjot produksi dan mencoba mencapai standar produksi, para perusahaan semikonduktor belum siap untuk produksi seperti sebelum masa pandemi. Terlebih dikatakan salah satu perusahaan raksasa yang memproduksi semikonduktor asal Jepang yakni Asahi Kasei Microdevices, mengalami musibah kebakaran pabrik produksi pada awal tahun 2021. Asahi Kasei Microdevices selama ini mensuplai semi konduktor ke industri otomotif dan industri lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan penyebab lain semakin sulitnya semikonduktor di industri otomotif saat ini juga disebabkan beberapa hal lainnya. Di antaranya seperti lamanya persiapan membangun pabrik baru untuk semi konduktor atau soal politik di satu negara.
Seperti yang dialami oleh produsen semikonduktor raksasa dan terbesar di dunia asal Taiwan, Semiconductor Manufacturing Company (TSMC). Mereka telah meningkatkan anggaran model mereka pada 2021 hingga USD 28 juta untuk memperbesar pabrik mereka namun untuk mendirikan pabrik tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama minimal 5 tahun.
![]() |
Selanjutnya kebijakan politik satu negara juga menjadi salah satu faktor sulitnya para pabrikan otomotif mendapatkan pasokan semikonduktor. Dicontohkan di Amerika Serikat, pada saat masa Trump perusahaan semi konduktor seperti Huawei Technologies, ZTE dan perusahaan lainnya dipersulit dengan kebijakan yang super ketat. Akibatnya pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan Amerika tidak mendapat pasokan semikonduktor dari China.
Belum lagi terganggunya transportasi global yang membuat ekspor impor semikonduktor juga terganggu. Ditambah dengan persaingan kebutuhan semi konduktor antara industri otomotif dan industri teknologi, di tengah belum pulihnya pabrik produksi semikonduktor untuk memenuhi semuanya.
Lalu bagaimana dengan pabrik otomotif di Indonesia?
Dalam pemberitaan detikOto sebelumnya, produksi mobil di Indonesia sepanjang April 2021 turun sebesar 11,7 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Apakah hal ini terkait dengan krisis chip semikonduktor yang melanda dunia?
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah