Produksi mobil di Indonesia sepanjang April 2021 turun sebesar 11,7 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Apakah hal ini terkait dengan krisis chip semi konduktor yang melanda dunia?
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka produksi pada April mencapai 90.618 unit, sedangkan pada Maret mencapai 102.637 unit.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengungkapkan penurunan produksi yang terjadi di Indonesia salah satunya adalah kendala pasokan semikonduktor atau chip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada di kendala bahan baku, kemungkinan semi konduktor," ungkap Jongkie saat dihubungi detikcom, Selasa (18/5/2021).
Namun ia enggan merinci agen pemegang merek (APM) mana saja yang terdampak dengan krisis chip atau semi konduktor. "Kami tidak punya data yang lengkap, tapi memang ada informasi demikian (kelangkaan chip), silahkan cek dengan para APM-nya," jelas Jongkie.
Dikutip dari Carpart, Selasa (18/5/2021) chip semi konduktor berkaitan dengan ECU, mengatur beberapa hal seperti manjemen baterai, sistem bantuan pengemudi, platform konektivitas, dan fitur hiburan di mobil.
Sementara dikutip CNBC, para ahli mengatakan sebuah kendaraan dapat memiliki ratusan semikonduktor untuk mobil standar. Apalagi mobil dengan harga lebih tinggi dengan sistem keamanan dan infotainment canggih memiliki lebih dari sekadar model dasar, termasuk berbagai jenis chip.
"Ada hingga 1.400 chip dalam kendaraan biasa saat ini, dan jumlah itu hanya akan meningkat karena industri terus bergerak menuju kendaraan listrik, kendaraan yang semakin terhubung dan, pada akhirnya, kendaraan otonom," ujar Dan Hearsch, seorang direktur pelaksana dalam praktik otomotif dan industri AlixPartners.
Belum lagi kebutuhan chip tidak hanya dibutuhkan bagi industri otomotif, tetapi termasuk juga perangkat elektronik seperti laptop, smartphone, dan alat elektronik lainnya.
"Jadi, ini benar-benar masalah kritis bagi industri," tambah dia.
Toyota, Honda, Mercedes-Benz di Indonesia aman dari krisis chip global
Mengkonfirmasi beberapa agen pemegang merek di Indonesia. Saat ini produksi mobil di Indonesia masih aman dari krisis chip semi konduktor.
Salah satunya pabrikan besar Toyota, yang belum mengalami masalah berarti dari krisi chip semi konduktor ini.
"Supply komponen semi konduktor masih sesuai dengan rencana produksi sebelum ada insentif untuk PPnBM. Namun setelah ada kenaikan permintaan karena adanya insentif PPnBM sedang diupayakan ada tambahan alokasi," ujar Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam saat dihubungi detikcom, Selasa (18/5/2021).
Selain Toyota, Honda Prospect Motors (HPM) juga demikian. Saat ini belum ada dampak dari kelangkaan chip semi konduktor. Adapun penurunan produksi dikarenakan hari kerja yang lebih sedikit pada bulan April.
"Belum ada imbas dari komponen chip, kami masih close monitoring perkembangannya," ujar Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor ketika dikonfirmasi, Selasa (18/5/2021).
Perusahaan otomotif Jerman, Daimler, diketahui sedang "menyesuaikan" jadwal produksinya di pabrik Mercedes-Benz di Rastatt, Jerman. Deputy Director Sales Operation and Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Karyanto Hardjosoemarto mengatakan masih terlalu dini untuk mengukur dampak kelangkaan semikonduktor.
"Bicara status per hari ini, belum ada dampaknya terhadap supply kendaraan Mercedes-Benz di Indonesia. Tetapi kami terus memonitor supply di bulan mendatang karena ada kemungkinan terdampak juga," ucap Karyanto kepada detikcom.
"Kami belum bisa meng-quantifikasi berapa besar dampaknya karena kami masih terus berkordinasi dengan kantor pusat kami," sambung dia.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah