Harus diakui para petugas di lapangan kerap kesulitan membendung para pemudik yang hendak pulang kampung. Wajar karena petugas yang bertugas jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pemudik.
Meski demikian pihak berwajib menegaskan, mau seberapa banyak petugas yang diterjunkan ke lapangan untuk menyekat para pemudik dinilai tidak akan berpengaruh. Karena kesadaran masyarakat akan potensi bahayanya mudik di tengah pandemi, bisa menjadi satu-satunya cara agar tidak terjadi lonjakan mudik.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo sebelumnya telah mengatakan sebesar apa pun personel yang diturunkan tidak bisa membendung keinginan para pemudik. Selama masyarakat tidak menyadari pentingnya untuk tidak mudik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seberapa besar pasukan kita terjunkan yang kita butuhkan adalah kesadaran kolektif masyarakat untuk sama-sama mau mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak mudik," kata Sambodo di Polda Metro Jaya, Selasa (11/5).
Sambodo mengatakan pihaknya tidak bisa memaksakan mendorong pemudik untuk putar balik. Sambodo menyebut tidak bisa memposisikan para pemudik seperti halnya pengunjuk rasa anarkis.
![]() |
"Karena mereka juga tidak mungkin kita paksa, dorong karena mereka bukan pengunjuk rasa. Jadi tetap malam itu kita lakukan dengan persuasif dan sebagainya," ujar Sambodo saat peristiwa pos penyekatan Kedungwaringin 'dibobol' oleh pemudik. Diketahui selama dua hari berturut-turut pemudik memadati pos tersebut hingga petugas melakukan diskresi dengan melonggarkan penyekatan.
Meski demikian Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Irjen Pol Istiono memastikan pemudik yang lolos akan terjaring di pos penyekatan berikutnya. Ia meminta masyarakat untuk tidak mudik daripada disuruh putar balik.
"Langkah cara bertindak kita di lapangan adalah kita alirkan supaya diterima oleh pos-pos penyekatan berikutnya yang memang sudah kita bangun berlapis-lapis di Jakarta sampai Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Itu bagian dari dinamika yang harus kita kelola selama 24 jam untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 semaksimal mungkin," kata Istiono dikutip Korlantas Polri.
Sementara itu, Istiono mengatakan kondisi lalu lintas ke arah Jawa Tengah terpantau sepi. Dia menyebut penyekatan pemudik dinilai efektif dalam meminimalisir pergerakan masyarakat.
"Saya tadi lihat pantauan di jalan-jalan tol cenderung turun dan landai. Sekarang berada di rest area KM 249 juga cenderung turun dan landai," ucap Istiono dalam pemberitaan detikOto kemarin.
Menurut Istiono, kondisi lalu lintas hanya didominasi oleh angkutan barang maupun logistik. Ada pula kendaraan pribadi yang memang memiliki kepentingan untuk melakukan perjalanan sesuai dengan Surat Edaran Satgass COVID-19. Istiono menyebut, 150 ribu kendaraan telah diputar balik.
"Dominasi kendaraan yang lewat itu di dominasi angkutan barang. Langkah-langkah putar balik arah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini selama 5 hari 150 ribu," katanya.
(ygs/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP