Moeldoko kini didapuk sebagai Ketua Umum Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia). Asosiasi ini disebut menampung kepentingan para pelaku industri kendaraan listrik di Indonesia. Lalu bagaimana menurut pengamat otomotif Yannes Pasaribu terkait manuver dari kehadiran Periklindo?
Periklindo dideklarasikan dalam gelaran Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2021, JIExpo, Kemayoran, Minggu (25/4). Tak terbatas hanya pada kendaraan roda empat. Asosiasi ini juga akan mengakomodasi kepentingan para produsen sepeda motor listrik, sepeda listrik, bahkan hingga industri pendukungnya.
Pengurus inti Periklindo terdiri dari Ketua Umum Moeldoko, Sekretaris Jenderal Tenggono Chuandra Phoa dari Wuling Motors Indonesia dan Bendahara oleh Cing Hok dari DFSK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yannes, Periklindo yang diinisiasi PT. MAB (Moeldoko - Kepala Kantor Staf Presiden), PT Wuling Motors Indonesia dan PT Sokon Automobile - DFSK dibuat untuk membangun ekosistem baru agar percepatan implementasi produksi kendaraan listrik ini dapat berjalan lancar di Indonesia. Di sisi lain, kata Yannes, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dinilai kurang gesit untuk memuluskan mobil listrik battery electric vehicles (BEV) di Tanah Air.
"Gaikindo tampaknya dinilai kurang agile untuk itu (mendorong BEV) oleh beberapa decision makers di pemerintah pusat," ungkap Yannes saat dihubungi detikcom, Senin (26/4/2021).
Kehadiran Periklindo dinilai Yannes sebagai langkah politis guna memuluskan target pemerintah di mana pada tahun 2025 sebanyak 400 ribu unit roda empat dan 1,76 juta unit roda dua. Lalu pada 2030 meningkat menjadi 600 ribu roda empat dan 2,45 juta unit roda dua.
"Ini tampaknya langkah politis, sebagai salah satu effort untuk memutus potensi bottleneck yang dapat menghambat laju goals pemerintah yang ditargetkan sebelum 2025 harus sudah berjalan seluruh ekosistemnya," jelas dia.
Pelan namun pasti era baru industri otomotif tiba. Yannes mengatakan pabrikan otomotif khususnya yang memproduksi kendaraan intenal combustion engine di Gaikindo perlu mempersiapkan masak-masak. Pabrikan otomotif di Indonesia menginginkan transisi lebih lembut atau tidak serta merta langsung loncat ke BEV.
"Tentunya ingin transisi yang lebih lembut, sehingga mereka punya waktu lebih panjang untuk tetap memproduksi dan menjual produk berteknologi motor bakar di pasar Indonesia dan dapat mengupayakan reinvestasi yang lebih terukur untuk membangun kesiapan TRL-9 (kesiapan teknologi) mereka untuk berkompetisi di pasar BEV yang masih sangat baru ini. Jadi semacam refocusing kepada implementasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia mulai dari hulu sampai hilir," kata Yannes.
"Percepatan tumbuhnya industri kendaraan listrik khususnya BEV dipastikan berpotensi untuk membuat business model semua industri kendaraan bermotor bakar saat ini di pasar Indonesia akan rontok, terutama saat masyarakat atau pasar sudah aware terhadap benefit dari membeli kendaraan listrik," tutup dia.
Respon Gaikindo
Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, menyambut positif terbentuknya asosiasi ini. Menurut Kukuh, Periklindo bisa lebih fokus menampung aspirasi pelaku industri kendaraan listrik di Indonesia.
"Bagus lah, mereka kan fokus di kendaraan listrik ya. Dari sepeda listrik, motor, mobil, sampai segala macam ya. Artinya, kalau (Periklindo) ini ada mudah-mudahan dapat mempercepat terwujudnya mobil listrik atau kendaraan listrik Indonesia. Kita senang aja. (Nggak ada masalah) karena mereka kan fokus di kendaraan listrik ya," kata Kukuh, melalui sambungan telepon kepada detikOto, Senin (26/4/2021).
(riar/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah