Bagi detikers yang hendak jalan-jalan pada liburan akhir tahun ini menggunakan jalur darat dan melintasi Situbondo-Banyuwangi di waktu malam hari. Pastikan lampu utama berfungsi dengan baik karena detikers akan menemui rute gelap dan hanya mengandalkan lampu utama.
Dalam Road Trip Jakarta-Bali with Hybrid Car Toyota 14-20 Desember 2020, kami melewati Situbondo-Banyuwangi saat matahari sudah tenggelam. Jalur tersebut cukup gelap karena memang harus membelah hutan sementara fasilitas penerangan kurang sekali.
Tantangannya bukan sekadar berkendara dalam kondisi pencahayaan kurang. Pengemudi juga harus waspada karena ada kemungkinan truk berhenti di tepi jalan saat diadang masalah. Dalam beberapa kesempatan, truk-truk tersebut menepi tanpa ada penerangan yang cukup, sehingga kewaspadaan saat berkendara sangat dibutuhkan.
![]() |
Mengendara Toyota Corolla Cross Hybrid, perjalanan membelah hutan pada rute Situbondo-Banyuwangi terasa mantap karena aspal yang mulus memunculkan pengalaman asyik berkendara. Namun tetap saja, saat berkendara di malam hari aspal yang mulus ini bisa membahayakan. Untuk itu kecepatan berkendara harus benar-benar terjaga.
Saran yang tidak kalah penting bagi detikers yang hendak melaju Situbondo-Banyuwangi, usahakan tidak berada di belakang truk yang melintas, karena bisa dipastikan akan memakan waktu perjalanan yang lebih lama karena truk akan berkendara dengan sangat pelan.
Begitu juga dengan cuaca, saat hujan menemani perjalanan, pastikan lampu utama berfungsi dengan baik, kondisi ban harus dalam keadaan prima dan pastikan fisik pengendara juga dalam kondisi fit.
Nah bagi yang berkendara dalam keadaan hujan detikOto ingatkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan, pertama kurangi kecepatan saat sedang turun hujan. Laju kendaraan yang tidak terlalu ngebut membuat Anda memiliki kontrol yang lebih baik di tengah kondisi jalan yang sulit dipantau.
Selain itu, kecepatan yang lebih rendah tersebut juga membuat kondisi ban dan rem lebih siap menghadapi rintangan di jalan basah. Disarankan, kecepatan mobil dikurangi sekitar 20-30 km/jam atau sekitar 20% dari kecepatan normal.
Poin kedua adalah pengemudi menaikkan tingkat fokus dan waspada. Hati-hati dalam manuver, gerakkan kemudi dengan halus dan tidak menginjak pedal gas terlalu dalam. Kendalikan mobil supaya selalu berada di jalur yang tepat dan tidak mengganggu pengguna jalan lain. Waspada genangan air, termasuk potensi banjir. Kendalikan emosi bila ada pengguna jalan lain berlaku seenaknya.
Ketiga, jaga jarak aman. Jalanan yang basah dan licin membuat jarak pengereman lebih jauh. Pengemudi disarankan untuk menambah jarak aman. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika pengguna jalan lain di depan mengerem secara mendadak. Pun ditambah menurunnya kondisi ban dan rem akibat harus bekerja di jalan licin yang membuat jarak pengereman kian jauh dan mobil sulit dikendalikan.
Keempat, pastikan kondisi rem dan ban dalam keadaan baik. Saat jalanan licin, tidak disarankan melakukan pengereman mendadak karena bisa berisiko tergelincir. Untuk mengurangi kecepatan, pengemudi sebaiknya melakukan pengereman secara bertahap. Anda harus memastikan kinerja rem selalu optimal dengan menjalankan servis berkala. Sekaligus memeriksa kondisi ban yang sama pentingnya untuk menjaga mobil tidak kehilangan arah saat melalui jalan licin. Sinergi keduanya memastikan Anda dapat merasa tenang waktu mengemudi di musim hujan.
Kelima, pastikan fitur-fitur mobil bekerja dengan baik. Tak cuma ban dan rem, perangkat lain seperti wiper, lampu, AC, hingga aki mobil juga harus diperhatikan. Wiper yang tidak layak, misalnya, akan mengganggu pandangan pengemudi saat hujan. Atau AC yang tidak dingin akan menimbulkan embun di kaca saat terjadi hujan.
Simak Video "Road Trip Jadi Pilihan di Masa Pandemi, Begini Kata Sandiaga Uno"
[Gambas:Video 20detik]
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Kapolri Soroti Pengawalan saat Macet: Sirine Melengking Itu Mengganggu
Kapolri Soroti Moge-Mobil Mewah Dikawal: Jangan Terobos Lampu Merah
Sering Diprotes Masyarakat, Kapolri Minta Patwal Lebih Selektif dan Tertib