Hasil Studi: Tekan Penularan Corona Dalam Mobil, Buka Semua Jendela!

Hasil Studi: Tekan Penularan Corona Dalam Mobil, Buka Semua Jendela!

Doni Wahyudi - detikOto
Rabu, 09 Des 2020 19:36 WIB
Mobil baru Geely Icon dilengkapi dengan fitur Sistem Pemurnian Udara Cerdas (IAPS) yang dikatakan bisa membunuh virus corona (Covid-19) di kabin.
Ilustrasi sirkulasi udara dalam kabin mobil (global.geely.com)
Jakarta -

Kabin mobil yang tertutup dapat dan aliran udara yang tak lancar di dalamnya membuat potensi tertular virus Corona menjadi besar. Untuk menekannya, jendela mobil harus dibuka lebar-lebar, semuanya.

Demikian hasil studi yang dipublikasi oleh Science Advances, sebagaimana dikutip dari financialexpress. Disebutkan, sirkulasi udara dalam kabin mobil yang tertutup membuat siapapun yang berada di dalamnya lebih rentan tertular virus corona.

Para peneliti dengan menggunakan simulasi komputer berhasil menganalisa aliran udara dalam kabin mobil. Penelitian ini dilakukan terkait dengan kekhawatiran publik untuk menggunakan taksi, baik konvensional maupun yang berbasis aplikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam studi tersebut didapati kalau membuka jendela mobil mampu secara signifikan mengurangi konsentrasi partikel aerosol di udara yang terjadi antara si pengendara dan satu orang penumpang. Dalam simulasi ini, penumpang duduk di kursi belakang diagonal dari posisi sopir.

Penelitian tersebut juga mendapati fakta kalau sirkulasi udara yang dilakukan mesin mobil performanya tidak sebaik jika jendela dibuka.

ADVERTISEMENT

"Berkendara dengan jendela tertutup dan AC mobil atau pemanas mobil menyala jelas merupakan skenario terburuk, menurut simulasi komputer yang kami lakukan," ucap Asimanshu Das, peneliti dari Brown University.

Skenario terbaik yang kami temukan adalah membuka seluruh jedela. Tapi bahkan dengan satu atau dua jendela terbuka akan lebih baik dibanding jka seluruhnya tertutup," lanjut dia.

Membuka jendela membuat pertukaran udara dalam kabin mobil lebih banyak, itu pada akhirnya menurunkan angka konsentrasi aerosol. Dalam skema sopir dan penumpang duduk secara diagonal, hanya sedikit sekali partikel yang saling bertukar dari mereka berdua.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan betapa sopir lebih punya potensi besar terkena virus Corona. Sebabnya aliran udara dalam kabin berputar dari belakang ke arah depan. Namun pada akhirnya karena aliran udara berkutat di dalam kabin, kedua orang itu sangat rentan tertular Corona.




(din/riar)

Hide Ads