Bahaya Kurir Ojol Angkut Barang Obesitas: Oleng, Pecah Ban, sampai Patah Sasis

Bahaya Kurir Ojol Angkut Barang Obesitas: Oleng, Pecah Ban, sampai Patah Sasis

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 04 Des 2020 16:50 WIB
Seringkali ojol terpaksa mengangkut barang yang ukuran dan bobot berlebih dari kapasitas dan dimensi sepeda motor.
Bahaya ODOL pada kurir ojol. Foto: Instagram: @newdramaojol.id
Jakarta -

Truk yang memiliki dimensi dan bobot berlebih atau disebut Over Dimension Over Load (ODOL) menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas. Belakangan ini bahaya ODOL tak hanya berasal dari truk, tapi juga kurir ojek online.

Pengiriman barang skala kecil dalam kota kini telah menjadikan ojol primadona para pebisnis kecil. Dengan biaya murah dan cepat, kurir ojol menjadi andalan jasa pengiriman barang saat ini. Namun, tidak sedikit pemberi order yang abai akan keselamatan kurir ojol.

Sering dilihat di jalanan kurir ojol mengangkut barang yang melebih kapasitas angkut dan dimensi motornya sendiri. Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena selain membahayakan sang driver dan juga pengguna jalan lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Over load dan over dimensi pada pengangkutan barang dengan sepeda motor ini berbahaya karena dapat memindahkan titik berat kendaraan. Berpindahnya titik berat akan menyebabkan risiko terjatuh," ujar Instruktur Rifat Drive Labs kepada detikoto, Kamis (4/12/2020).

Reza menambahkan bukan tidak mungkin pula motor yang mengangkut mengalami kerusakan parah seperti patah rangka karena mengangkut beban berlebih. "Setiap kendaraan terdapat beban max, begitu pula dengan motor. Ketika beban maksimal dicapai berbahaya bagi rangka dan seluruh komponen kendaraan. Jelas memperpendek usia pakai dan peformance motor itu sendiri. Risiko rusak dan umur pendek kendaraan semakin meningkat," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu risiko lain kerusakan yang akan dialami sepeda motor adalah bahaya pecah ban yang sering juga dialami truk ODOL. Pecah ban jelas akan membuat pengendara hilang keseimbangan hingga jatuh dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

"Bahaya pecah ban sangat mungkin terjadi mengingat ban itu terdapat load index. Contoh load index 30 itu satu ban dapat menopang max sekitar 100kg - maka artinya 2 ban 200kg. Beban termasuk motor, jumlah penumpang, aksesoris dan muatan tentunya. Dengan ODOL ini jelas akan melewati batas maksimum beban. Bahaya ODOL memperbesar risiko pecah ban dan mempersulit pengendaliannya," papar Reza.

Dalam berkendara juga akan mempersulit deselerasi. Dengan muatan yang lebih perat, jarak pengereman jadi semakin panjang karena ada gaya momentum beban.

"Terdapat gaya momentum ketika para ojol memutuskan untuk memuat barang berlebih. Semakin berat dan besar dimensi akan menyebabkan daya dorong besar. Ketika melakukan pengereman akan ada bahaya dorongan ke depan, berbelok dorongan ke kiri atau kanan, bahkan ketika melakukan akselerasi dorongan ke belakang. Risiko barang bergerak dan terlepas dari ikatan sangat mungkin dan menimpa para pengendara ojol ini. Gaya momentum ini juga sangat berbahaya karena akan memperpanjang jarak pengereman," tutupnya.




(rip/din)

Hide Ads