Penjualan Motor Suzuki Drop 50%, Ini Penyebabnya

Penjualan Motor Suzuki Drop 50%, Ini Penyebabnya

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 03 Des 2020 12:28 WIB
Suzuki mencuri perhatian di GIIAS 2018 di ICE BSD, Tangerang. Mereka memperkenalkan produk terbaru Suzuki GSX150 Bandit.
Penjualan Suzuki tahun 2020 turun sampai 50% (Rachman Haryanto/detikOto)
Jakarta -

Penjualan sepeda motor di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan di tengah pandemi virus Corona ini. Begitu juga Suzuki, yang selama pandemi ini tidak banya melakukan kegiatan peluncuran produk baru.

Dept Head of Sales & Marketing 2W SIS, Yohan Yahya mengatakan penjualan Suzuki tahun ini turun 50 persen dibanding tahun lalu. Suzuki yang menawarkan banyak produk di segmen bawah merasakan dampak paling keras di tengah situasi ini.

"Kalau dibandingkan tahun lalu memang kita turun cukup jauh sampai lebih dari 50%. Paling terdampak itu ada di segmen entry level seperti Nex II," kata Yohan kala di temui di Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yohan menambahkan, menyusutnya penjualan ini juga diiringi dengan kondisi perusahaan pembiayaan. Beberapa waktu lalu leasing tak lagi memberikan dp murah di mana itu menjadi kesukaan segmen entry level.

"Faktor dari perusahaan pembiayaan. Karena mereka lebih berhati-hati dalam memberikan kredit. Di satu sisi di kelas entry level itu segmen yang mengejar Dp murah. Selain itu segmen ini memang kendaraan yang dipakai untuk segmen sehari-hari," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Segmen Suzuki yang lain justru tidak mengalami penurunan signifikan, tapi akan tetapi kontribusinya tak terlalu terasa karena pasarnya yang memang kecil juga. "Tapi di kelas premium mungkin tidak terlalu bermasalah, tapi volume segmen ini memang tidak terlalu besar," lanjut Yohan.

Secara total Suzuki tahun ini memperkirakan hanya dapat menjual 35 ribu unit sepeda motor. Sementara itu tahun depan pun dilihat belum pulih seperti sedia kala.

"Tahun ini kita perkirakan paling di 35 ribuan.Saya lihat minimal kuartal 4 atau 3 2021. Katakanlah tahun ini kita ketinggalan 50 persen. 2021 mungkin baru 70 sampai 80 persen," tutupnya.




(rip/din)

Hide Ads