Ikatan Motor Indonesia (IMI) telah mengeluarkan panduang berkendara berkelompok atau touring. Panduan ini diharapkan dapat menciptakan kenyamanan touring baik bagi peserta maupun pengguna jalan lain atau lingkungan sekitarnya.
Panduan ini dirangkum ke dalam bentuk buku dan video yang dapat ditonton di kanal Youtube Ikatan Motor Indonesia. IMI membuat panduan mulai dari awal sebelum berkendara, saat berkendara hingga sampai tujuan. Berikut Panduannya.
1. Persiapan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan berkendara berkelompok wajib diawali dengan pengarahan. Sesi pengarahan ini dipimpin oleh pimpinan rombongan dan wajib diikuti oleh peserta dan tim pendukung. Pimpinan melakukan sbsensi peserta untuk pendataan seluruh peserta yang akan mengikuti berbagai kegiatan dan sebagai dasar dari pengelompokan.
Selain peraturan lalu lintas dalam berkendara berkelompok ada yang dinamakan dengan peraturan emas. jaga jarak aman, dilarang menyusul dari kiri, dilarang menyusul pimpinan rombongan, menentukan waktu perbaikan kendaraan, beristirahat setiap dua jam berkendara, tidak mengatur lalu lintas, tidak makan saat berkendarg, dilarang pakai strobo dan sirine,
Pimpinan rombongan wajib memberikan informasi mengenai rute, daerah yang akan dilalui, kondisi jalan, perkiraan cuaca, tempat istirahat, dan titik berhenti akhir. Apabila peserta memahami rute mereka tidak akan panik ketika terpisah atau terputus dari rombonga
2. Formasi
Peserta wajib diberikan instruksi mengenai formasi berkendara yang aman. Pimpinan harus menyusun rombongan peserta dengan benar. Peserta perempuan, kurang berpengalaman dan berboncengan di posisi depan dalam rombongan. apabila lebih dari 20 peserta wajib membagi rombongan jadi dua grup.
3. Isyarat
Isyarat tangan wajib dipahami peserta berkendara berkelompok agar dapat berkomunikasi baik secara internal maupun eksternal. Isyarat tangan wajib menggunakan tangan kiri.
Beberapa isyarat itu yang disebutkan antara lain, tunjuk menggunakan tangan kiri atau ke kaki arah risiko berbahaya seperti lubang di jalan, arahkan telunjuk ke mulut untuk istirahat, telapak tangan hadap ke atas dan naik turunkan untuk naikkan kecepatan, telapak tangan hadap ke bawah dan turun naikkan untuk turunkan kecepatan, telunjuk menunjuk ke atas untuk formasi satu baris, dan telapak tangan terbuka ke arah atas sebagai tanda berhenti.
4. Perlengkapan Keselamatan Berkendara
Pertama harus menggunankan, helm sesuai ukuran kepala dan bersertifikasi SNI. Kedua, pakai jaket iklim tropis dan ada pelindung di bagian lengan bahu punggung dan dada. Ketiga, pakai sarung tangan ada pelinding di dalamnya. Keempat, celana panjang dengan pelindung di dalam. Keenam, pakai sepatu yang melindungi mata kaki.
5. Mulai Berkendara
pimpinan rombongan memberikan sinyal satu kali atau tanda saura lain untuk bersiap
sinyal dua kali tanda peserta naik motor dan menyalakan motor. Pimpinan rombongan mengangkat tangan kiri diikut peserta paling belakang dan berlanjut sampai ke depan.
Masuk ke badan jalan, satu baris perlahan di paling kiri jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas dengan kecepatan rendah.
6. Formasi
formasi satu baris dan zigzag. ada dua formasi yang wajib dipahami seluruh peserta. Satu baris berisiko dengan pandangan terbatas. digunakan pada saat memasuki badan jalan, menyusul, menikung, berkendara dalam kota atau berhenti di pinggir jalan.
Formasi zigzag digunakan pada saat berkendara i jalan yang tidak pada atau macet. Tujuannya agar seluruh peserta dapat jarak pandang lenih luas dan jarak pengereman lebih panjang.
Kedua frmasi ini harus dijalankan secara dinamis sesuai situasi kendaraan.
7. Manuver
Saat menyusul seluruh peserta rombongan wajib menyusul secara satu per satu dari satu sisi sesuai arahan pimpinan. Saat berbelok peserta rombongan eajib berbelok seperti huruf l atau mengikuti marka yang ada. berhenti di lampu lintas seluruh peserta rombongan berubah jadi baris dua atau satu.
Apabila terputus di lampu lalu lintas peserta yang tertinggal berikan tanda berupa klakson supaya peserta lain tahu dan memberikan tanda pada pimpina rombongan untuk memperlampat laju atau menemi agar rombongan dapat tersambung lagi. Peserta yang tertinggal jangan panik dan tidak berusaha mengejar rombomgan dengan melanggar lalu lintas.
8. Berhenti
Berhenti darurat wajib di sisi kiri jalan dengan satu baris. Lampu hazard wajib dinyalakan saat berhenti dan dimatikan saat melaju lagi
Saat mengisi BBM seluruh peserta antir dan berbaris dua. Pembayaran sebaiknya satu transaksi. Kalau sudah parkir di tempat yang mumpuni dan tidak mengganggu lalu lintas.
Saat parkir lahan harus dievaluasi dengan tepat agar nyaman dan tidak mengganggu orang lain. Parkir bisa berbaris atau berbanjar dan saat parkir peserta tidak boleh melewati pimpinan rombongan.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?