Mobil Listrik Makin Ramai di RI, Produsen Motor Kok Adem-adem Aja?

Mobil Listrik Makin Ramai di RI, Produsen Motor Kok Adem-adem Aja?

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 27 Nov 2020 14:10 WIB
Hyundai Kona vs Lexus UX 300e
Hyundai Kona EV dan Lexus UX 300e. Foto: Istimewa
Jakarta -

Belakangan ini produsen dan Agen Pemegang Merek kendaraan roda empat cukup rajin merilis mobil listrik di Indonesia. Dalam satu bulan ini saja, sudah ada 3 mobil listrik full baterai yang diperkenalkan, yakni Ioniq, Hyundai Kona Electric, dan Lexus UX 300e.

Berbeda dengan industri roda empat, industri roda dua justru terkesan adem ayem dalam memperkenalkan motor listrik full baterai. Di penghujung 2020, dua pabrikan besar, Honda dan Yamaha, masih setia merilis produk-produk motor baru dengan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).

Apakah artinya industri roda dua tertinggal dengan industri roda empat dalam hal elektrifikasi?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu, pabrikan motor di Indonesia bukannya tanpa pergerakan. Seperti Honda misalnya, pada 2019 lalu merilis PCX Electric, kendati baru sebatas disewakan ke konsumen fleet. Kemudian pada 2017, Yamaha juga pernah merilis skuter listrik e-Vino untuk kepentingan studi internal.

"Tak hanya itu, Gesits (lokal) kabarnya sedang mempersiapkan line produksi skala besar, Viar (China) juga sedang siap-siap. NIU sudah siap-siap impor skala besar dari Taiwan, MBI (Korea Selatan) bahkan berencana mempersiapkan industri manufakturnya di Indonesia. Lalu, Vespa juga sudah siap-siap dengan Vespa Elettrica-nya. Suzuki yang tampaknya diam sudah mempersiapkan manufaktur sepeda motor listriknya di India," terang Yannes, kepada detikOto, Jumat (27/11/2020).

ADVERTISEMENT

Lanjut Yannes menjelaskan, para produsen motor tersebut, khususnya pabrikan Jepang kini sedang menunggu waktu yang tepat untuk menjual kendaraan ramah lingkungannya di Indonesia. Sementara untuk merek-merek kecil yang sudah memasarkan motor listrik, mereka dimudahkan impor komponen yang lebih fleksibel, karena mereka tidak perlu investasi peralatan produksi yang besar.

Bagi pabrikan besar, permasalahan utama sepeda motor listrik ada pada harga baterainya yang sangat mahal. Menurut Yannes, harga satu module pack baterai mulai Rp 8 juta sampai Rp 11 jutaan untuk single pack.

"Nah kalau sepeda motornya memakai dua battery pack, maka untuk baterai saja sudah bernilai sekitar Rp 14 juta sampai Rp 22 juta. Mari kita bandingkan dengan harga sepeda motor ICE (Internal Combustion Engine) saat ini yang harganya hanya di kisaran Rp 15 juta - Rp 40 jutaan (tergantung cc)," terang Yannes.

"Karena segmen pasarnya sepeda motor itu ada di midle low, maka mereka sangat price sensitive. Itu juga yang membuat semua produsen sepeda motor yang akan mempersiapkan kendaraan listriknya jadi sangat berhati-hati. Sebab harga modul baterai bisa lebih mahal dari harga kendaraannya," tambahnya lagi.




(lua/riar)

Hide Ads