Hampir Tidak Ada Kecelakaan Motor di Tol Bali

Hampir Tidak Ada Kecelakaan Motor di Tol Bali

M Luthfi Andika - detikOto
Kamis, 26 Nov 2020 11:07 WIB
Sejumlah gempa mengguncang wilayah barat Pulau Jawa yang getarannya terasa hingga Jakarta. Gempa harusnya bukan hal yang aneh terjadi di Indonesia mengingat wilayah Indonesia masuk dalam cincin api atu ring of fire.
Dengan kondisi tersebut, bagaimana ketahanan infrastruktur RI terhadap gempa? Salah satu infrastruktur yang mendapat perhatian adalah jalan tol Bali Mandara yang hampir 100% strukturnya merupakan jalan layang yang membentang di atas laut. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, berani menjamin jalan tol yang dikelolanya tahan terhadap gempa.
Ilustrasi Tol Bali Mandara Foto: Istimewa/Jasamarga Bali Tol
Jakarta -

Meski berdiri di atas laut, tol Bali Mandara dinyatakan sangat aman bagi pengendara sepeda motor. Karena berdasarkan data yang ada, jika dipersentasekan kecelakaan sepeda motor di tol Bali Mandara hanya mencapai 0,00 sekian per tahunnya.

Seperti yang disampaikan Humas PT Jasamarga Bali Tol, I Gandi Ginantra kepada detikOto dengan mengatakan angka kecelakaan sepeda motor di tol Bali Mandara sangat kecil sekali.

"Kalau dipresentase kan itu 0,00 sekian, sangat kecil sekali kejadian setiap tahunnya. Lalu Lintas di Tol Mandara itu setiap harinya ada 50.000 kendaraan per hari yang melintas dan itu dikalikan 365 hari, kecelakaannya setahun itu tidak lebih dari 30 kasus baik motor dan mobil, itu tidak lebih," kata I Gandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

I Gandi menjelaskan kecilnya angka kecelakaan tidak lepas dari SOP (Standard Operating Procedure) yang diterapkan pada tol Bali Mandara.

"Kami punya standar khusus dan pelayanan SOP-nya agar tidak terjadi kecelakaan. Misalnya karena di atas laut lalu angin lagi kencang maka kami akan memberhentikan terlebih dahulu pengendara motor agar tidak melintasi tol terlebih dahulu," kata I Gandi.

ADVERTISEMENT
Sejumlah gempa mengguncang wilayah barat Pulau Jawa yang getarannya terasa hingga Jakarta. Gempa harusnya bukan hal yang aneh terjadi di Indonesia mengingat wilayah Indonesia masuk dalam cincin api atu ring of fire.Dengan kondisi tersebut, bagaimana ketahanan infrastruktur RI terhadap gempa? Salah satu infrastruktur yang mendapat perhatian adalah jalan tol Bali Mandara yang hampir 100% strukturnya merupakan jalan layang yang membentang di atas laut. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, berani menjamin jalan tol yang dikelolanya tahan terhadap gempa. Ilustrasi Sejumlah gempa mengguncang wilayah barat Pulau Jawa yang getarannya terasa hingga Jakarta. Gempa harusnya bukan hal yang aneh terjadi di Indonesia mengingat wilayah Indonesia masuk dalam cincin api atu ring of fire.Dengan kondisi tersebut, bagaimana ketahanan infrastruktur RI terhadap gempa? Salah satu infrastruktur yang mendapat perhatian adalah jalan tol Bali Mandara yang hampir 100% strukturnya merupakan jalan layang yang membentang di atas laut. Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, berani menjamin jalan tol yang dikelolanya tahan terhadap gempa. "Dalam desainnya, jalan tol ini tahan terhadap gempa 1.000 tahun," kata dia saat berbincang dengan detikFinance, akhir pekan lalu. Foto: Istimewa/Jasamarga Bali Tol

"Lalu bagaimana kita mengetahui kecepatan anginnya? Kita punya alat animometer yaitu alat pengukur kecepatan angin dari situ baru kita bisa menentukan apakah boleh atau tidak pengendara motormelintas. Misalnya kecepatan angin 80 km/jam maka pengendara itu tidak boleh masuk, kalau kecepatan angin 25-40 km/jam itu di warning, tp kalau 60 km/jam motor ditutup dan kalau kecepatan 80 km/jam seluruh jalan tol di tutup pak, dan pengendara harus menunggu terlebih dahulu di gerbang sampai angin normal kembali," I Gandi menambahkan.

Selain itu kecilnya angka kecelakaan juga tidak lepas dari aturan seberapa cepat kendaraan boleh melintas di jalan tol di atas laut seperti Mandara.

"Selama ini pengendara motor mematuhi rambu-rambu lalu lintas di jalan dan pengguna jalan selalu mendengarkan imbauan kita. Kecepatan motor itu maksimal 40 km/jam dan kalau mobil 80 km/jam," tutup I Gandi.




(lth/din)

Hide Ads