Akan tetapi turunnya jumlah kendaraan tak berbanding lurus dengan kepatuhan pengguna jalan terhadap aturan lalu lintas.
"Pelanggaran lalu lintas di masa PSBB pertama, masa transisi, dan PSBB kedua itu masih menunjukkan angka yang sangat disayangkan, masih tinggi," ungkap Kasubdit Bin Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Fahri Siregar lewat webinar bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Kamis (8/10/2020).
Meski polisi juga mengurangi jumlah personel di lapangan, pantauan kamera e-TLE terbukti ampuh menindak pelanggar. Fahri mengatakan masih banyak pelanggaran seperti tidak memakai sabuk pengaman dan menggunakan telepon genggam saat berkendara.
"Setiap hari ada ratusan pelanggaran apalagi sekarang sudah ada kamera e-TLE, misal safety belt, pakai HP di jalan masih ada di lapangan. Angkanya memang fluktuatif, kadang naik kadang turun," paparnya.
Berbeda dengan pelanggaran lalu lintas yang biasa, pelanggaran lalu lintas berdasarkan protokol kesehatan terus mengalami penurunan. Artinya semakin bangak masyarakat yang berkendara dengan masker dan tidak mengangkut banyak orang.
"Tapi pelanggaran PSBB dari dua minggu terakhir sudah menunjukkan angka penurunan. Pelanggaran PSBB itu yang kita jadikan acuan masyarakat sudah tertib, misalnya sudah banyak pakai masker," kata Fahri.
Saat ini Fahri mengatakan pihak kepolisian lalu lintas akan fokus pada protokol kesehatan angkutan umum seperti kapasitas penumpang. "Sekarang kita berubapaya bagaimana menertibkan kapasitas angkutan umum dan barang di DKI Jakarta," tutupnya.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar