Ford melakukan pinjaman bank sebesar USD 8 miliar atau Rp 114 triliun untuk menopang cadangan kasnya. Akibat pandemi virus Corona, Ford memperkirakan perusahaannya akan mengalami kerugian sebesar USD 2 miliar atau Rp 28 triliun di kuartal pertama 2020 ini.
"Kesepakatan hari ini adalah tanda baik dari kepercayaan yang tumbuh di ketika pasar terus turun sehubungan dengan likuiditas serta pandangan yang lebih menjanjikan tentang prospek ekonomi," kata kepala sindikat tingkat investasi di Bank of America Securities, Dan Mead yang merupakan salah satu dari bank-bank utama dalam kesepakatan Ford.
Ford sebelumnya telah menarik lebih dari USD 15 miliar dari jalur kredit. Hal ini dilakukan seiring dengan penutupan pabrik-pabrik mereka di Amerika Utara dan Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menahan arus kas dan memulai kembali operas di Eropa dan Amerika Utara akan sangat penting bagi Ford di bulan-bulan mendatang. Ford mengatakan kepada investor sebelum kesepakatan obligasi bahwa tidak ada pendanaan baru dan memulai kembali produksi.
Saat ini perusahaan tersebut memiliki uang cukup untuk bertahan hingga kuartal ketiga. Sekarang, Ford memiliki lebih banyak ruang bernapas secara finansial. Belum lagi apabila pabrik sudah dapat beroperasi usai lockdown di Amerika Serikat selesai.
Saat ini hanya pabrik Ford di China yang masih beropasi dan dealer sudah berjualan. Bisa dikatakan di sanalah satu-satunya perputaran uang Ford terjadi saat ini.
Selain beberapa perusahaan mobil besar lainnya juga sudah mencari pinjaman. Dari Jepang Nissan dan Toyota telah mengamankan pinjaman uang untuk melewati masa kritis.
(rip/riar)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!