Mau Ngirit Berujung Maut

Mau Ngirit Berujung Maut

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 05 Sep 2019 19:10 WIB
Foto: Ilustrator: Andhika
Jakarta - 2 Dump truck menjadi pemicu utama kecelakaan yang terjadi di ruas Tol Cipularang KM 91 beberapa hari lalu. Truk itu muatannya berlebih.

Sudah menjadi rahasia umum, kalau pengusaha pemilik truk mendatangi perusahaan karoseri untuk menambah ukuran baknya dari yang menjadi standar pabrikan.

Ya demi alasan ekonomis, agar truk bisa mengangkut lebih banyak barang namun dengan trip yang lebih rendah. Tak perlu bolak-balik angkut barang. Pemerintah sendiri sudah menerapkan aturan ODOL agar truk-truk ini tidak obesitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi sendiri sudah menetapkan tersangka dalam kecelakaan maut itu. "Dua tersangka ini membawa material tanah melebihi batas muatan yang seharusnya. Seharusnya mengangkut muatan seberat 12 ton, ternyata membawa 37 ton," kata Kapolres Purwakarta AKBP Matrius di Mapolres Purwakarta, Rabu (4/9/2019).

Dua tersangka itu adalah Dedi Hidayat dan Subana. Namun proses hukum terhadap Dedi Hidayat, langsung gugur karena Dedi meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Kecelakaan di Km 91 itu bermula saat truk disopiri Dedi tiba-tiba mendahului truk Subana. Dua truk itu sama-sama kelebihan muatan. Truk yang dikemudikan Dedi mengalami gangguan fungsi rem. Karena jalan menurun truk Dedi terus meluncur dengan keadaan rem bermasalah. Truk kemudian terguling.



Melihat truk muatan tanah itu terguling di jalan, kendaraan lain dari arah belakang melambatkan lajunya dan berhenti.

Sementara dump truck yang dikemudikan Subana remnya juga tak berfungsi. Truk kemudian lalu menyeruduk sejumlah mobil di depannya, yang ibarat sitting duck langsung kena hantam.

Dari sisi spesifikasi, truk Hino FM 260 yang terlibat kecelakaan itu sejatinya hanya sanggup mengangkat total muatan 26 ton, itu sudah termasuk berat kosong truk 7,5 ton.

"Kalau truk Hino, dinaiki dengan muatan seperti itu memang alat kerja remnya itu enggak maksimal, panas," tutur Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi.

"Suatu saat panas itu bisa loss, enggak terkendali. Atau kemudian bisa juga tapi dipaksakan, misalnya dia ngerem di sini berhentinya beberapa meter di depan. Nah yang di belakang itu, mungkin begitu yang depan bermasalah remnya, akhirnya guling. Dua duanya bermasalah menyangkut masalah remnya. Dan kelebihan muatan jadi nabrak semua di depan," kata Budi.



Hino FM 260 merupakan truk dump truck 6x4 yang populer di kalangan pengusaha tambang dan konstruksi.


(ddn/ddn)

Hide Ads