"Over loading-nya itu, ini kan antara operator truk dengan pemilik barangnya itu pesanannya. Satu mobil itu kelebihan logistiknya 300% dari muatnya. Dua-duanya satu perusahaan. Sama (berlebih muatan) jadi ngangkutnya. Kemudian kalau dimensinya, dump truck itu pasti yang kita lihat lebih 70 cm baknya," tutur Budi saat ditemui di Jakarta, Rabu (4/9/2019).
Polisi sendiri menyebut truk kelebihan muatannya sampai 25 ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi menambahkan sudah berbincang dengan salah satu teknisi pabrikan. Hasil yang didapat truk yang berlebihan kapasitasnya dapat mempengaruhi kinerja rem.
"Tadi malam saya diskusi dengan teknisi dari Hino. Kalau truk Hino, dinaiki dengan muatan seperti itu memang alat kerja remnya itu enggak maksimal, panas," tuturnya.
"Suatu saat panas itu bisa loss, enggak terkendali. Atau kemudian bisa juga tapi dipaksakan, misalnya dia ngerem di sini berhentinya beberapa meter di depan. Nah yang di belakang itu, mungkin begitu yang depan bermasalah remnya, akhirnya guling. Dua duanya bermasalah menyangkut masalah remnya. Dan kelebihan muatan jadi nabrak semua di depan," kata Budi.
Terakhir ia meminta Kepolisian untuk mengusut tuntas dan tidak hanya berhenti sampai pengemudi truk saja, mengingat pengusaha yang juga menggunakan jasa truk tersebut.
"Nanti kira-kira Kepolisian sesuai diskusi penyelidikan bisa ke pengusahanya, atau kepada mereka yang menyuruh mereka mengangkut sampai dengan tonase 300 persen," ujarnya.
(riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?