Berita Populer: Dari Pemulung Jadi Modifikator Interior Mobil Artis

Berita Populer: Dari Pemulung Jadi Modifikator Interior Mobil Artis

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 07 Agu 2019 07:45 WIB
Berita Populer: Dari Pemulung Jadi Modifikator Interior Mobil Artis
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Hardianto kini menjadi modifikator interior mobil ternama. Siapa sangka, pria yang akrab disapa Hardi itu pernah menjalani susahnya hidup di Ibu Kota.

Nama Hardi Classic Car Interior kini mulai menanjak dan dikenal sebagai salah satu penyedia jasa modifikasi interior mobil baik kalangan selebritis, maupun influencer. Beberapa mobil artis sampai influencer dirombak interiornya menjadi lebih mewah dan lebih keren.

Hardi telah merombak interior mobil Atta Halilintar, Lucinta Luna, Ammar Zoni dan yang terbaru Lamborghini Aventador milik Raffi Ahmad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di balik kisah suksesnya, Hardi mengaku pernah menjadi pemulung saat mengadu nasib ke Jakarta beberapa tahun lalu. Namun kini, dia memiliki bengkel modifikasi interior yang berdiri di Bekasi, Jawa Barat.

Berita soal kisah Hardi dari pemulung menjadi modifikator interior mobil artis menjadi berita populer, Selasa (6/8/2019) kemarin. Selain itu, berita populer otomotif lain termasuk becak motor di Medan yang bisa sampai angkut kulkas, kendaraan yang akan dibebaskan masuk ganjil-genap Jakarta, hingga soal peraturan kendaraan listrik di Indonesia. Berikut ulasannya.
Di balik kisah sukses Hardi yang kini dipercaya oleh selebritis, lelaki kelahiran Blora, Jawa Tengah, ini ternyata memiliki sejarah kelam yang mengiringi perjalanan hidupnya. Hardi terang-terangan mengaku pernah menjadi tunawisma saat kali pertama menjejakkan kaki di Jakarta.

"Ya, kurang lebih seperti itu (pernah jadi pemulung)," kata Hardi, ketika ditemui awak detikcom, di bengkelnya di Bekasi, Jawa Barat, (1/8/2019).

Hardi bercerita, pengalamannya saat memutuskan mengadu nasib ke ibu kota merupakan bentuk pelarian atas sikap kenakalan saat remaja dan kepenatannya ketika hidup dalam kondisi serba kurang.

"Tahun 2007 itu saya mulai merantau dari Blora ke Jakarta. Ketika di desa, saya bisa dikatakan menjadi sampah masyarakat lah. Karena saya juga boleh dikatakan dari keluarga kurang mampu dan petingkah (nakal). Akhirnya saat ada kesempatan merantau, saya ambil itu. Saya ke Jakarta naik truk bareng dua orang rekan," cerita Hardi.

Tanpa ada kenalan siapa pun, Hardi bersama rekannya hidup tanpa tujuan dan mereka pun akhirnya bekerja apa saja demi menyambung hidup.

"Kebetulan saat numpang naik truk ke Jakarta itu ternyata di dalam baknya isinya pemulung semua. Saya kemudian sampai di daerah Menceng di belakang Bandar Udara Soekarno-Hatta (Cengkareng, Tangerang). Akhirnya saya tinggal dekat situ dan ikut menjadi pemulung," katanya lagi.

Singkat cerita, Hardi mulai menemukan pekerjaan lain yang ditawarkan oleh saudaranya. Ia sempat bekerja menjadi kuli di sebuah proyek di Grogol.

"Sampai kemudian saya bertemu sama Mas Totok, dan dia mengajak saya untuk bekerja di bagian jok mobil. Dan dia ngomong, 'Kamu kalau masuk ke tempat ini, jangan harapin gaji, paling sebulan hanya Rp 300 ribu'. Dan kemudian saya pikir, ya nggak apa-apa lah. 2007 akhir saya kerja di sini," lanjutnya.

Kendati berpenghasilan minim, Hardi mengaku tidak memikirkannya. Ia punya prinsip untuk mengenyampingkan nilai gaji tapi di sisi lain bisa mendapat pengalaman kerja yang berharga.

"Saya selama bekerja digaji Rp 300 ribu saya tidak memikirkan. Tapi saya berpikir, bagaimana cara menguasai (keahlian) di bagian produksi, bagian pemasangan, hingga marketing. Dan saya belajar di sini, sekitar dua tahun. Sampai 2010 awal saya kemudian dapat gaji sekitar Rp 1,7 juta," ungkapnya.

Setelah menguasai berbagai aspek di bisnis modifikasi interior mobil Hardi akhirnya membuka bengkel sendiri.

"2010 sempet bikin usaha patungan di MGK Kemayoran. Saya juga sempat kerja di dunia entertainment di tahun 2013 saat bisnis mulai berjalan. Kemudian, akhirnya saya harus memilih. Saya pilih usaha. Dulu buka di Galaxy, Bekasi tahun 2015. Seiring berjalan waktu, saya harus cari tempat besar. Kemudian pindah ke Pekayon sejak dua tahun lalu (2017)," cerita Hardi.

Bertandang ke kota Medan, Sumatera Utara pasti akan melihat salah satu yang menjadi ikon di sana, yaitu becak motor atau bentor. Motor yang disulap menjadi roda tiga ini menjadi pemandangan yang biasa yang terlihat di sini.

Di sekitar jalan Jl Gagak Hitam Ring Road, Medan, Sumatera Utara, tak jarang pengguna bentor adalah para orang tua yang membawa barang belanjaan dari pasar.

"Selain penumpang yang belum pernah naik bentor, (yang biasa naik) ya ibu-ibu yang bawa belanja dari pasar," ujar Daniel (40) salah satu yang bekerja sebagai ojek bentor saat berbincang dengan detikcom.

Pemandangan yang ditemukan di kota Medan tak cuma becak mesin atau bentor sebagai transportasi. Di sudut kota ini banyak motor yang dimodifikasi jadi roda tiga sehingga membuat motor lebih serbaguna.

Setidaknya ada beberapa modifikasi yakni penambahan sespan yang tidak terlalu banyak memperhatikan estetika. Di tempat tersebut, pengemudi dapat membuat barang bawaan lebih banyak, bahkan detikcom sempat menemukan seseorang membawa kulkas tanpa terlalu ribet menyeimbangkan kaki saat macet.

Demi mengurangi polusi udara di Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 66 tahun 2018. Di dalamnya mengatur pembatasan usia kendaraan bermotor juga perluasan wilayah ganjil-genap.

Khusus untuk perluasan ganjil-genap, Anies menyebut ada pengecualian. Kendaraan bermotor berbasis tenaga listrik dibebaskan melenggang di rute ganjil genap Jakarta.

"Ganjil genap tidak berlaku buat kendaraan dengan menggunakan listrik, kalau Anda menggunakan mobil listrik, motor listrik, anda tidak terkena kebijakan ganjil genap," ujar Anies di Balaikota Jakarta, Jumat (2/8/2019) lalu dikutip detiknews.

Di Indonesia, motor dan mobil listrik masih jarang ditemui karena masih terkendala aturan dan juga infrastruktur. Meski begitu, sudah ada beberapa produsen yang memboyong motor dan mobil listriknya ke Tanah Air.

Untuk roda dua, pilihan motor listrik yang sudah dijual ada Gesits dan juga Viar Q1. Sedangkan kendaraan roda empat berbasis listrik murni pilihannya baru ada BMW i3s. BMW sengaja memboyong mobil rakitan pabrik Leipzig, Jerman itu untuk orang kaya Indonesia yang peduli akan lingkungan karena tak mengeluarkan asap.

"Karena kita mendorongnya itu dalam rangka meningkatkan kualitas udara Jakarta. Dan motor listrik itu tidak ikut kontribusi atas pencemaran udara, karena itu silakan beroperasi saja," tambah Anies.

Kalau detikers berminat untuk membeli kendaraan listrik agar bebas melintas di jalanan Jakarta bisa menyiapkan kocek mulai belasan juta hingga miliaran rupiah. Untuk motor, Viar Q1 punya banderol harga di kisaran Rp 18 jutaan, Gesits Rp 24,95 juta berstatus off the road Jakarta.

Sedangkan untuk mobil, harganya berkali-kali lipat lebih mahal. BMW membanderol i3s seharga Rp 1,299 miliar (off the road).

Bengkel Hardi Classic Car Interior tidak hanya menerima order dari selebritis maupun influencer. Bengkel spesialis interior mobil ini ternyata juga menerima pesanan dari sejumlah pejabat daerah.

Beda profesi beda pula selera modifikasinya. Dikatakan owner Hardy Classic Car Interior, Hardianto, untuk pejabat pemerintahan biasanya punya selera tertentu.

"Biasanya mereka minta, di dalam harus ada ruang VIP-nya," kata Hardi, ditemui detikcom, belum lama ini.

Lanjut Hardi, untuk kustomer dari kalangan pejabat, biasanya menginginkan ada fasilitas hiburan yang memadai di kabin mobil. "Harus ada kulkas (coolbox), ada home theater serta kursi pijat. Dan meskipun fokus kami jok, kami bisa menerima dan mengerjakan order tersebut," terangnya lagi.

"Kemarin ada salah satu Toyota Hiace milik haji Muhidin dari Banjarmasin lalu kirim ke sini. Dia minta rombak total, speknya saya yang atur," lanjut Hardi.

Sebagai informasi, bengkel yang berlokasi di Pekayon, Bekasi ini tidak hanya menerima modifikasi material kulit jok mobil saja, tapi juga ubahan lainnya, seperti area door trim, dasbor, hingga restorasi plafon.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambangi Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dan mengatakan Peraturan Presiden dan Peraturan Pemerintah terkait kendaraan listrik dalam waktu satu minggu.

Namun hampir dua minggu setelah pernyataan tersebut disampaikan, belum ada kabar kelanjutan Perpres tersebut sampai saat ini. Kemenperin sebagai salah satu peracik aturan itu selain Kemenkeu dan Kemenhub mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan bagiannya.

"(Aturan mobil listrik?) Wah saya nggak tau coba ditanyakan di Kemenkeu, makanya kan kalau di kami sudah final, sudah menteri ke sana, sehingga prosesnya tinggal di sana," ujar Direktur Jenderal Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Harjanto di kantornya, Jakarta.

Terkait revisi, Harjanto mengatakan bahwa hal itu hanya menyangkut masalah lokasi perakitan dan impor yang tertuang di dalam Perpres. "Itu yang revisi mungkin yang perpres, yang perbaikan perpres kemarin yang dimintakan kan ada mengenai untuk CBU kalau nggak salah di awal," ungkap Harjanto.

Harjanto kembali menegaskan bahwa Perpres sendiri bertujuan untuk mempercepat penggunaan mobil listrik bertenaga baterai. Diharapkan pemegang merek yang memiliki opsi mobil seperti itu dapat mulai mensosialisasikan teknologinya. "Tapi kan perpres itu yang terkait dengan mobil full battery ya kan (BEV), dan itu akselerasi sifatnya, sehingga diberikan kesempatan pada player dalam negeri supaya mereka bisa jualan lah tapi dengan jumlah tertentu. Supaya masyarakat juga bisa teredukasi," pungkas Harjanto.

Di tempat terpisah Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Perpres mobil listrik sudah hampir selesai. Menurut Luhut saat ini sudah tidak ada lagi pedebatan terkait aturan mobil listrik di antara para menteri terkait.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, pernah menyatakan sempat ada perdebatan soal aturan mobil listrik, ada menteri yang menerima dan ada juga yang menolak.

"Perpres mobil listrik sudah selesai, mungkin sudah ditandatangani (Presiden), saya nggak tahu. Tapi kami pembantu presiden sudah tidak ada masalah lagi," ujarnya di gedung Kemenko Maritim, Jakarta, Senin (5/8/2019).

Luhut pun menegaskan bahwa semua menteri terkait sudah menandatangani Perpres tersebut termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyai Indrawati.

"Itu masalah proses administrasi, semua paraf. Itu hanya mekanismenya. Setneg sudah putar lagi balikin lagi supaya tidak ada yang salah. Sudah kami paraf, terakhir kami, Menteri Keuangan, sudah semua. Sudah sampai Setneg (Sekretariat Negara) proses administrasi kemudian Presiden," tutur Luhut.

Setelah semua menteri meneken perpres tersebut, selanjutnya tingga menunggu tandatangan Presiden Joko Widodo.

"Minggu ini saya harap selesai lah, paling lambat minggu depan lah," tutup mantan Menko Polhukam itu.


Hide Ads