Bahan Bakar B100 Bukan Solusi Tepat

Bahan Bakar B100 Bukan Solusi Tepat

Rizki Pratama - detikOto
Selasa, 19 Feb 2019 15:25 WIB
Ilustrasi Biodiesel Foto: Tim Infografis: Luthfy Syahban
Jakarta - Jokowi mengatakan dalam Debat Capres Jilid 2 Indonesia akan punya bahan bakar biodiesel B100. Kandungan emisi yang digunakan kendaraan diesel memang akan berkurang namun dampak negatif dari hal tersebut adalah berkurangnya juga lahan hijau.

Bahan bakar biodiesel yang sangat ini menggunakan campuran minyak sawit tentu akan mengalami penggunaan sawit yang lebih besar seiring bertambahnya kandungan tersebut. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) melihat hal ini bukan solusi yang tepat jika hanya fokus pada sawit dalam penggunaan biodiesel.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tegaskan bahwa solusi atau strategi Capres 01 dan Capres 02 untuk isu energi terbarukan itu (Biodiesel-Red) dinilai tidak solutif," ucap Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin di Makassar, sebagaimana dilansir Antara, Senin (18/2/2019).

Pada debat tersebut Jokowi mengatakan akan mengurangi penggunaan energi fosil dengan cara terus mengembangkan bahan bakar biodiesel. Bahkan nantinya biodiesel yang sudah pada B20 akan terus dikembangkan hingga B100.

"Di bidang energi ke depan kita ingin sebanyak-banyaknya mengurangi energi fosil. Biodiesel, biofuel sudah kita mulai melakukan produksi B20 kita teruskan sampai B100. Sehingga ketergantungan energi fosil semakin berkurang dari tahun ke tahun," kata Jokowi dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) lalu."



Tidak jauh berbeda dengan Jokowi, Prabowo juga ingin terus mengembangkan biodiesel. "Saya sudah bicara dengan para ahli, pelaku usaha, benar kita sudah ke arah B20 tapi Brasil bisa sampai B90. Saya sangat optimis kita sangat mampu swasembada di bidang energi, kelapa sawit sangat menjanjikan. Kita bisa memanfaatkan produk-produk kelapa sawit untuk biofuel biodiesel dan ini bisa tingkatkan pendapatan petani kita," ujarnya dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan Jakarta, Minggu (17/2/2019).



Menurut Al Amin, kedua kandidat sama-sama mendorong energi terbarukan. Pada prinsipnya Walhi mendukung pandangan kedua capres untuk mulai mengurangi energi fosil yang tidak ramah lingkungan, dan akan beralih ke energi terbarukan.

Namun yang menjadi perhatikan, strategi kedua Capres pada debat tadi sangat tidak solutif dan terkesan memicu masalah baru. Prabowo dan Jokowi bersepakat untuk menggunakan biofuel dan biodiesel sebagai energi alternatif yang bahan utama energi tersebut bersumber dari sawit. Masalah baru yang muncul dari penggunaan sawit akan menimbulkan konflik dan menurunkan luasan hutan di Indonesia.


Tonton juga video 'Bidik Perhatian Investor, 6 BUMN Gandeng Surveyor Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]


Bahan Bakar B100 Bukan Solusi Tepat
(rip/lth)

Hide Ads