Nostalgia dengan Angkutan Jadul di Hari Angkutan Nasional

Nostalgia dengan Angkutan Jadul di Hari Angkutan Nasional

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 24 Apr 2018 18:45 WIB
1.

Nostalgia dengan Angkutan Jadul di Hari Angkutan Nasional

Nostalgia dengan Angkutan Jadul di Hari Angkutan Nasional
Nostalgia dengan Angkutan Jadul di Hari Angkutan Nasional Foto: Getty Images
Jakarta - Angkutan umum di Indonesia saat ini terus berkembang mengikuti zaman. Kini, angkutan umum dibuat agar semakin aman dan nyaman bagi masyarakat penggunanya.

Di Hari Angkutan Nasional yang jatuh pada 24 April ini, tak ada salahnya kita kilas balik sambil bernostalgia dengan angkutan jadul. Mulai dari oplet hingga bus tingkat mengingatkan kita ke masa lalu.

Bentuknya yang unik dari angkutan jadul ini membuat banyak orang rindu akan masa lalu. Mungkin juga ada kenangan dengan angkutan-angkutan masa lalu ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja angkutan massal yang membuat kita bernostalgia? Ini dia ulasannya.
Oplet merupakan angkutan umum yang ngetren pada masanya. Dikutip dari berbagai sumber, istilah oplet mengacu pada mobil penumpang berukuran kecil dengan dua pintu untuk sopir dan penumpang depan, serta satu pintu di bagian belakang mobil.

Pintu di belakang mobil adalah akses keluar-masuk penumpang. Satu penumpang boleh duduk di samping sopir, sisanya duduk di kabin belakang yang diakses melalui pintu di belakang. Oplet bisa menampung sekitar 10 penumpang.

Disebutkan, nama oplet berasal dari Opel Let atau Opel kecil. Ada juga yang bilang oplet berasal dari nama Chevrolet atau auto let. Namun, kebanyakan oplet yang beredara menggunakan mobil Morris dan Austin.

Pada 1960-an dan 1970-an, oplet menjadi angkutan paling populer di Jakarta. Seiring perkembangan zaman, oplet dirasa semakin tua dan harus dipensiunkan. Akhirnya, oplet digantikan dengan angkutan yang lebih modern bernama Mikrolet.

Angkutan helicak ini cukup unik. Nama helicak berasal dari gabungan kata helikopter dan becak. Bentuk angkutan ini mirip seperti helikopter, tapi pengemudinya mengendarai helicak di belakang seperti pengemudi becak.

Sementara pengemudi helicak duduk di belakang, penumpangnya disediakan tempat duduk di dalam sebuah kabin di bagian depan. Alhasil, penumpang akan terlindungi dari panas, hujan atau debu. Tapi pengemudinya tidak terlindungi itu karena mengendarai helicak di luar tanpa ada pelindung.

Helicak ini menggunakan mesin dan bodi utama dari skter Italia, Lambretta. Helicak jadi angkutan masyarakat yang banyak digunakan pada 1970-an di Jakarta.

Sebagian masyarakat menilai helicak tidak aman bagi penumpang. Sebab posisi penumpang yang ada di depan terancam jika terjadi tabrakan.

Namun, helicak tak bertahan lama. Helicak perlahan menghilang dan kini sudah tidak ada lagi di jalanan Jakarta.

Bus tingkat juga menjadi angkutan jadul yang menarik untuk dikenang. Meski saat ini sudah ada bus tingkat yang lebih modern, bus tingkat jadul ini tetap mempertahankan aura klasik yang bisa dikenang.

Bus tingkat yang legendaris adalah bus tingkat Volvo. Bus tingkat sempat populer di tahun 1990-an. Bus tingkat ini pernah dioperasikan sebagai bus kota di kota-kota besar.

Bemo yang merupakan singkatan dari becak motor adalah angkutan kendaraan bermotor roda tiga. Bemo sebenarnya adalah angkutan yang memiliki trayek dan tarif tetap dengan ukuran kecil. Awalnya bemo beroperasi seperti taksi, kemudian dibentuk trayek sehingga akhirnya dikhususkan ke trayek pinggiran yang tak tersentuh oleh bus kota.

Bemo pada dasarnya adalah kendaraan yang diproduksi oleh Daihatsu dalam bentuk Daihatsu Midget. Daihatsu Midget awalnya dibentuk sebagai angkutan barang, tapi di sini kendaraan itu dijadikan kendaraan penumoang sebagai bemo.

Bemo hadir dengan maksud untuk menggantikan becak di kota-kota besar. Bemo populer karena lebih murah, bisa mengangkut banyak penumpang, bisa menuju jalan-jalan sempit bahkan sampai jarak jauh.

Di Jakarta kini malah sudah ada pengganti bemo. Bajaj Qute yang punya empat roda menjadi pengganti bemo.

Bajaj juga didesain untuk menggantikan becak. Bajaj pada saat itu adalah produk India di bawah lisensi Vespa. Bajaj populer dengan warna oranye dan mesin 2 tak yang bising dan mengeluarkan asap. Angkutan ini masih ada di Jakarta, tapi telah berganti wajah.

Bajaj kini sudah menggunakan kendaraan generasi baru yang menggendong mesin 4 tak. Ada juga bajaj berwarna biru yang menggunakan bahan bakar gas.


Hide Ads