Harga BBM Subsidi Terkerek Naik, Pertamax Melonjak

Harga BBM Subsidi Terkerek Naik, Pertamax Melonjak

- detikOto
Senin, 24 Nov 2014 11:42 WIB
Harga BBM Subsidi Terkerek Naik, Pertamax Melonjak
Ilustrasi
Jakarta - Pasca keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Rp 2.000 per liter, disparitas atau selisih harga BBM subsidi dan non subsidi (Pertamax) makin kecil.

Hal ini berdampak pada meningkatnya konsumsi BBM non subsidi yang dimiliki PT Pertamina yaitu Pertamax Cs. Apalagi setelah harga Pertamax Cs turun mengikuti harga minyak dunia.

Apa saja dampak lain dari turunnya harga BBM subsidi? Simak hasil rangkuman detikOto, Senin (24/11/2014).

1. Konsumsi Pertamax Melonjak 36 Persen

"Dalam beberapa hari terakhir ini penjualan Pertamax dan jenis BBM non subsidi lainnya meningkat cukup signifikan. Per hari kemarin data penjualan Pertamax dan Pertamax Plus naik dari biasanya 25.000 kilo liter menjadi naik 34.000 kilo liter/hari," ujar Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero) Suhartoko, Minggu (23/11/2014).

Suhartoko mengatakan meningkatnya konsumsi BBM non subsidi sekitar 36% tersebut salah satunya karena disparitas harga yang makin kecil antara BBM subsidi dan BBM non subsidi. Masyarakat berasumsi, lebih baik membeli BBM dengan RON tinggi seperti Pertamax (RON 92) daripada membeli BBM RON 88, dengan selisih harga yang tak berbeda jauh.

"Karena disparitasnya kecil, Premium Rp 8.500 per liter sedangkan Pertamax hanya Rp 9.950 per liter, dengan selisih harga yang tidak terlalu jauh ini masyarakat lebih pilih Pertamax 92 atau 95, karena walau lebih mahal sedikit tapi mendapatkan BBM yang kualitasnya jauh lebih baik," ungkapnya.

2. Konsumsi Pertamax Mulai Naik Pertengahan Pekan Lalu

Suhartoko menambahkan kenaikan permintaan Pertamax mulai terasa sejak Rabu (19/11/2014) atau 1 hari setelah kenaikan harga BBM subsidi. Misalnya pada Rabu, konsumsi meningkat dari 25.000 KL/hari menjadi 33.000 KL/hari, kemudian naik lagi hingga 34.000 KL/hari pada Kamis hingga Sabtu kemarin.

Presiden Jokowi telah menaikkan harga BBM subsidi (Premium dan Solar) mulai Pukul 00.00 WIB, Selasa (18/11/2014), atau telah berlangsung 6 hari yang lalu. Harga bensin premium naik dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500/liter, sedangkan solar naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500/liter atau naik Rp 2.000/liter.

3. Konsumsi Bensin Premium Hanya Turun Tipis

Konsumsi BBM subsidi khususnya jenis Premium mengalami penurunan rata-rata 6% per hari selama 6 hari terakhir. Penyebabnya kenaikan harga BBM hingga Rp 2.000 per liter sejak 18 November lalu.

"Konsumsi BBM subsidi khususnya premium dalam beberapa hari terakhir pasca kenaikan harga turun dari yang biasanya 82.000 kiloliter (KL) per hari, sekarang hanya 77.000 KL per hari (6%)," ujar Senior Vice President Fuel and Marketing Distribution PT Petamina Suhartoko.

Suhartoko mengatakan, turunnya konsumsi BBM premium karena pembelian yang besar-besaran jelang beberapa jam kenaikan harga BBM. Sehingga stok BBM masyarakat di kendaraannya masih tersedia, hingga beberapa hari pasca harga BBM naik.

4. Kuota BBM Subsidi Tetap Jebol

PT Pertamina (Persero) memastikan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebanyak 46 juta kiloliter (KL) di APBN-P 2014 tidak akan cukup hingga akhir tahun. Kuota BBM subsidi tak akan cukup meski pasca kenaikan harga BBM ada tren penurunan konsumsi bensin premium rata-rata harian hingga turun 6%.

"Kenaikan harga BBM memang membuat konsumsi BBM dalam beberapa hari terakhir ini turun, tapi tidak signifikan, sehingga kami perkirakan kuota BBM subsidi jebol, pasti jebol," ujar Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina Suhartoko.
Halaman 2 dari 5
(ang/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads