Praktisi & Pemerhati Road Safety dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu memaparkan kalau ada beberapa hal yang bisa dilakukan baik oleh pengendara motor maupun mobil untuk mensiasati harga BBM yang akan naik menjadi Rp 6.500 khususnya untuk mobil pelat hitam.
Salah satu caranya adalah dengan menerapkan perilaku Eco Driving atau Eco Riding yang harus menjadi bagian kehidupan sehari-harinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengendara yang dapat memaksimalkan fitur-fitur technologi yang tersedia pada kendaraannya agar bisa mengemudi dengan halus juga dapat menghemat konsumsi BBM antara 5-10%.
Berikut teknik mengemudi yang mampu menghemat bahan bakar.
1. Memindahkan Gigi Transmisi Sesegera Mungkin
|
Sebab, umur komponen-komponen kendaraan pada bagian yang menghasilkan tenaga akan mengalami penurunan akibat gesekan atau friksi.
Menurut perhitungan penurunan umur komponen yang bergesek semakin bertambah seiring setiap kenaikan putaran mesin.
Dengan menggunakan putaran mesin yang rendah penurunan umur ini akan menjadi terbatas dan dampaknya adalah konsumsi bahan bakarpun akan berkurang.
Beban kerja yang berat pada mesin untuk menghasilkan tenaga, akan menjadi pemborosan ketika seorang pengemudi tidak dapat menyesuaikannya dengan penggunaan gigi transmisi yang tepat, tenaga yang besar tidak menjadi maksimal ketika tersalurkan kepada roda-roda penggerak (drive wheels), seharusnya putaran mesin yang dihasilkan tidak terlalu banyak terhambat oleh gigi transmisi dan inter koneksi ini harus bersambung mulus ke roda-roda penggerak.
2. Menggunakan kecepatan konstan
|
Ketika berakselerasi energi dari BBM akan menggerakan kendaraan, ini akan terbuang ketika kita melakukan perlambatan apakah dengan mengangkat pedal gas ataupun dengan pedal rem.
Fenomena ini akan terasa setelah anda melakukan pengereman tajam, mau tidak mau anda harus mengembalikan kecepatan pergerakan dengan menginjak pedal gas atau memutar tuas throttle kembali. Saatβsaat pedal gas diinjak sederhananya valve injection atau valve di karburator akan menyemprot BBM ke ruang bakar.
Analoginya begini, kendaraan rata-rata akan memerlukan 5 PK pada kecepatan konstan di 50 km/jam, lebih kurang 25 PK pada kecepatan 120 km/jam (tenaga yang diperlukan semakin meningkat seiring dengan kecepatan kendaraan).
Nah, sisa tenaga yang ada pada mesin akan terpakai untuk akselerasiβakselerasi yang dilakukan si pengemudi. Oleh karena itu menjaga agar kecepatan tetap konstan akan membuat pemakaian tenaga dan BBM menjadi terbatas.
Jika memungkinkan pada kondisi jalan di tol, gunakan cruise control, ini sangat membatu mendapatkan kecepatan konstan. Keuntungan dengan menerapkan kecepatan konstan tidak saja terbatas pada peningkatan ekonomis atas konsumsi BBM, tetapi juga banyak hal positif lain yang dapat diperoleh seperti emisi gas buang, keamanan, umur pakai komponen, kelancaran lalu lintas dan kenyamanan.
3. Gigi Tinggi dan RPM Rendah
|
Pedal akselerator hanya mengopersikan katup throttle/kupu-kupu yang mempengaruhi kuantitas udara.
Dengan begitu, pedal pada dasarnya hanya mengakibatkan momen putar pada mesin, jumlah pemakaian BBM dipengaruhi dari beban kerja mesin itu sendiri, semakin kecil reduksi dari moment tenaga yang dihasilkan oleh mesin semakin kecil pemakaian BBM.
Oleh karena itu tenaga yang dibutuhkan untuk mendapatkan kecepatan konstan jelas lebih kecil dibandingkan adanya akselerasi-akselerasi.
Dengan demikian gigi tinggi dapat saja digunakan pada kecepatan rendah tanpa khawatir adanya kerusakan (ingat: range 2.500β2.800 RPM pada mesin bensin) dengan cara ini akan menghemat konsumsi BB tanpa merusak mesin, pasti dan selama perawatan terhadap mesin dilakukan sebagaimana mestinya.
4. Antisipasi Arus Lalu Lintas
|
Dengan tekhnik mengemudi Crash Free Habits JDDC, seorang pengemudi akan mudah mengantisipasi arus lalu lintas di sekelilingnya.
Untuk untuk mendapatkan kecepatan konstan sangatlah penting untuk mengantisipasi situasi traffic di muka dengan demikian pengemudi dapat memilih lajur-lajur yang harus dilewati dan mengurangi pengereman-pengereman ataupun akselerasi yang tidak perlu.
5. Lakukan Perlambatan dengan Halus
|
Mobil-mobil yang dibuat di atas tahun 2000 umumnya dilengkapi dengan sistem injeksi elektronik yang memiliki fuel cut-off, yaitu kemampuan memutuskan supply BBM keruang mesin saat melakukan perlambatan mesin (Engine Brake).
Keuntungannya, seorang pengemudi dapat mengangkat pedal gas setiap saat perlambatan tanpa terlalu banyak dibantu dengan pengereman pada roda-roda.
Pada kendaraan yang menggunakan karburator tanpa eletronik fuel cut-off, membiasakan mengangkat pedal gal atau menutup tuas throttle secara halus dan menghindari pengereman tajam juga dapat membuat kendaraan menjadi lebih ekonomis.
6. Mengemudi di Lintasan Berbukit
|
Melakukan manajemen kecepatan di daerah perbukitan sangatlah penting.
Biasakan untuk melakukan pergerakan kendaraan dengan menggunakan tenaga yang kecil.
Ini dapat dimungkinkan jika putaran RPM diawali dengan rendah, pertahankan agar kendaraan bergulir sedemikian rupa tanpa menggunakan RPM tinggi dan gigi rendah.
RPM tinggi pada permukaan licin (off road) sering membuat traksi pada roda penggerak terlepas yang akhirnya kendaraan tidak mencapai permukaan yang lebih tinggi.
Sering prinsip menggunakan RPM tinggi dan rendah menjadi suatu perdebatan pada topik ini, yang paling tepat coba lakukan.
7. Matikan Mesin Saat Berhenti Sesaat
|
Hal yang sama saat mematikan mesin, hindari caraβcara yang tidak benar dengan menekan-nekan pedal gas sebelum mematikan mesin cara ini jelas akan meningkatkan pemborosan BBM kendaraan anda.
Matikan mesin jika memungkinkan, semisal saat berhenti menunggu palang pintu di lintasan KA, di traffic light atau menunggu seseorang di minimarket. Ketika mencoba menghidupkan jangan tekan pedal gas.
Pada mobil keluaran baru:
Pada saat menghidupkan kembali, pengemudi diharapkan tidak menginjak pedal gas, mesin yang dilengkapi dengan injeksi (injection) memiliki manajemen tersendiri untuk menyikapi situasi re-start tersebut.
Menekan pedal gas akan membingungkan sistem yang mana akan membuat kesulitan pada re-start selain akan meningkatkan konsumsi BBM dan emisi gas buang.
Pada mobil keluaran lama:
Umumnya pada mobil-mobil buatan sebelum tahun 2000 pada kondisi mesin panas pengemudi kadang kala harus menginjak pedal gas sedikit saat re-start. Ini akan mengonsumsi BBM, disarankan akan bijaksana pengemudi mematikan mesin ketika berhenti lebih dari 1-2 menit.
8. Menikung
|
Pandangan jauh ke depan lakukan perlambatan sehalus mungkin, jika aman tanpa menggunakan pedal rem gunakan TITO (melebar-mengecil-melebar) dengan demikian faktor reduksi rotasi roda kecil.
Secara umum ini dapat dikatakan pengemudi harus dapat mengantisipasi kondisi area tikungan tersebut dengan pasti dan aman.
Cara mengemudi dengan kecepatan tinggi, mengerem tajam dan meningkung tajam selanjutnya berakselarasi dengan cepat (gaya racing) tidak saja akan meningkatkan pemakaian BBM tetapi juga memperpendek umur komponen kendaraan. Ban dan beban kerja pada axle salah-salah mobil bisa terbalik?
9. Bobot
Cukup bawa peralatan penting
|
Semakin ringan muatan semakin ringan beban kerja dari mesin, mengeluarkan peralatan golf, barang-barang yang tidak penting, tidak menambah muatan bagasi dengan alat-alat audio (extra sound system), peralatan ekstra kunci mobil atau melepas trunk tambahan (box di atas roof rack) adalah cara-cara yang harus dilakukan.
10.Faktor Aerodinamika
|
Pemakaian ban dengan permukaan lebar, penempatan rak di atas kendaraan/atau membawa barang di luar kendaraan, membuka kaca pintu pada saat kecepatan tinggi akan mempengaruhi konsumsi BBM.
Komentar Terbanyak
Harga BYD Atto 1 Bisa Acak-acak Pasar Agya? Ini Kata Toyota
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Duit Ada, Kenapa Orang Indonesia Menahan Beli Mobil?