Trik Ketika Harus Menyimpan Oli di Ruang Terbuka

Trik Ketika Harus Menyimpan Oli di Ruang Terbuka

Ruly Kurniawan - detikOto
Kamis, 12 Okt 2017 08:18 WIB
Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta - Wadah oli atau pelumas sudah memiliki berbagai ukuran, sehingga pemakaiannya cukup sekali saja. Tetapi kadang masih bisa menyisakan oli. Bahkan, dengan alasan sebagai stok, ada juga yang menyimpan beberapa oli yang masih baru.

Sebagai informasi, penyimpanan oli membutuhkan tempat khusus agar tak tercampur dengan air. Regional Sales Manager Commercial Vehicle Lubricant PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, Indra Ardianti menuturkan tempat paling ideal menyimpan oli adalah di dalam ruangan yang telah terdapat atap dan ventilasinya. bagaimana bila oli disimpan di tempat terbuka, ya?

"Paling ideal memang di tempat tertutup dan terdapat ventilasi. Tapi bila diharuskan untuk disimpan di luar karena beberapa hal, itu ada prosedurnya dimana harus tetap ada atap agar tidak tergenang air," ujar Indra di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlebih, ujarnya, apabila saat musim penghujan tiba seperti sekarang-sekarang ini. Namun apabila tidak memiliki atap, jerigen oli bisa dibuat agak miring.

"Kalau tidak ada atap, dasar jerigen oli bisa diganjal sehingga rada miring. Tujuannya, agar air tidak menggenang di kepalanya," katanya.

"Lantas, tutupnya jangan ada di sisi rendah. Karena walaupun diganjal, bila air berada di sekitar tutupnya atau menggenangi tutupnya, air dapat terkondensasi dan masuk ke dalam," kata Indra lagi.

Karena bila cuaca sedang panas, udara dapat terdorong keluar dari jerigen. Sedangkan saat dingin, dia akan menghisap udara keluar. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa hal tersebut direkomendasikan oleh Indra.

"Bila airnya menggenang ditutup drum oli, lama kelamaan oli akan penuh dengan air karena udara itu bernapas," tuturnya.

Bila hal tersebut dinilai merepotkan, Otolovers bisa coba trik lainnya dari Indra nih yakni menempatkan jerigen dengan posisi tiduran. "Boleh juga ditidurin posisi drumnya. Tapi posisi tutupnya harus berada di posisi jarum jam 3 atau 9. Agar tidak ada udara yang masuk atau mengkontaminasi," tutur Indra.

Mengingat volume oli dalam satu jerigen tidak penuh atau masih ada ruang kosong, tambah Indra, penempatan tersebut akan menutup kemungkinan itu karena tutup oli tetutup oleh cairannya.

"Karena kan oli itu tidak penuh banget ya, ada sisi kosongnya sedikit. Nah bila tutupnya berada di celah kosong tersebut, sangat memungkinkan untuk terkontaminasi dengan proses seperti tadi," ujar Indra. "Jadi saat tutup jerigen berada di posisi 3 atau 9 jarum jam, tutupnya akan tertutup oleh cairan oli," tutupnya. (ddn/ddn)

Hide Ads