Mengendarai motor gede (moge) tak bisa disamakan dengan membawa motor harian yang kapasitasnya lebih kecil. Perlu skill andal untuk menguasai teknik mengendarai moge.
Para petugas polisi pengawal pun rutin mendapat pelatihan mengendarai moge. Salah satunya di Korlantas Polri.
AKBP Pramono Jati, Kasiwal Subditwal dan PJR Ditgakkum Korlantas Polri, memberikan beberapa tips mengendarai moge. Dengan moge BMW K 1600 B yang menjadi motor pengawal VVIP seperti Presiden dan Ibu Negara, AKBP Pramono Jati memberikan contoh mengendarai moge yang benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana tekniknya? Pertama dari posisi tangan yang tepat saat memegang kendali moge.
"Sering kali kita melihat pengemudi senangnya tangannya lurus, padahal ini sangat berbahaya. Sehingga tidak bisa mengontrol atau mengendalikan steering wheel-nya pada saat dia mengemudi. Yang benar adalah ada posisi menekuk sekitar 40 derajat (menekuk di bagian siku) sehingga mudah sekali untuk mengemudikannya," kata AKBP Pramono Jati dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube NTMC Channel.
Selain itu, bagian paha menempel erat pada tangki sehingga badan menyatu dengan motor. Dengan posisi seperti ini, pengendara moge akan mudah melakukan handling atau manuver meski dimensi motor sangat besar.
"Sehingga pada saat ada kejadian atau halangan/rintangan di depan mudah untuk mengendalikan ataupun menghindarnya," sebutnya.
Selanjutnya, AKBP Pramono Jati mensimulasikan berkendara moge di berbagai rintangan. Ada manuver menyerupai angka 8 dan manuver melingkar.
"Ini pada saat melewati angka 8 pandangan kita adalah ke cone (di tengah) sehingga motor akan mengarah. Demikian juga saat berbelok ke kanan, pandangan kita ke cone (tengah) sehingga motor juga mengarah," katanya.
Dia juga menyarankan, saat menikung jangan sekali-sekali menggunakan rem depan. Untuk menyeimbangkan motor saat menikung, gunakan rem belakang seperlunya. Jika menggunakan rem depan saat menikung, dikhawatirkan motor akan terjatuh.
"Posisi juga demikian agak dimiringkan badan ke kanan, kalau ke kiri posisi (badan agak) miring ke kiri," katanya.
Lanjut ke rintangan circle untuk manuver melingkar. Rintangan itu digunakan untuk melatih pengendara saat di jalan menikung.
"Kita harus menggunakan pandangan. Karena pandangan mata kita sangat menentukan bagaimana motor kita akan berarah," sebutnya.
Selanjutnya adalah berhenti setelah motor melaju di lintasan lurus. Untuk berhenti seperti ini, AKBP Pramono Jati menyarankan maksimalkan penggunaan rem depan, bukan rem belakang. Soalnya kalau untuk berhenti pengendara motor memaksimalkan rem belakang, ban belakang motor bisa selip.
"Gunakan rem maksimal adalah rem depan (untuk berhenti dalam keadaan motor lurus). Jangan sekali-sekali pada saat jalan lurus menggunakan rem belakang, akan terjadi sliding. Gunakan rem depan lebih besar dan rem belakang untuk mengimbangi," katanya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar