Penerobos Lampu Merah, Pilih Hilang Waktu 1 Menit atau Hilang Nyawa?

Penerobos Lampu Merah, Pilih Hilang Waktu 1 Menit atau Hilang Nyawa?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 15 Feb 2018 20:05 WIB
Penerobos Lampu Merah, Pilih Hilang Waktu 1 Menit atau Hilang Nyawa? Foto: CCTV di Lampu merah Thamrin (Cici-detikcom)
Jakarta - Kecelakaan lalu lintas masih sering terjadi. Penyebabnya beragam, pelanggaran lalu lintas menjadi pemicu banyak kecelakaan. Salah satunya adalah menerobos lampu merah.

Menorobos lampu merah, selain melanggar lalu lintas, juga merupakan tindakan yang mengancam nyawa. Bisa-bisa, kecelakaan timbul akibat menerobos lampu merah dan nyawa melayang akibat kecelakaan itu.

Pernyataan Instruktur Safety Riding Astra Honda Motor (AHM) Hendrik Ferianto ada benarnya juga. Bahwa penerobos lampu merah lebih memilih kehilangan nyawanya ketimbang merelakan waktu barang semenit pun untuk menunggu lampu lalu lintas menyala hijau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang yang menerobos lampu merah itu lebih merelakan kehilangan nyawanya daripada kehilangan waktunya. Mereka lebih sayang waktunya terbuang untuk menunggu lampu merah. Mereka nggak sayang sama nyawanya," kata Hendrik saat berbincang dengan detikOto belum lama ini.

Begitu juga saat lampu beralih dari merah ke hijau. Biasanya saat peralihan itu lampu kuning menyala lebih dahulu, paling tidak 2-3 detik, baru lampu hijau menyala. Namun, di Indonesia masih banyak pengendara yang baru lampu kuning menyala, malah langsung tancap gas.

"Lampu kuning itu sebenarnya belum saatnya jalan. Lampu kuning itu untuk siap-siap, bukannya langsung jalan. Fungsinya ada lampu kuning itu buat ngebersihin dulu nih kendaraan-kendaraan dari arah lainnya sehingga pas lampu hijau untuk arah kita, dari arah lainnya udah bersih, tidak ada lagi kendaraan yang melintas. Makanya sopir-sopir di Jepang itu ada benarnya. Mereka meskipun udah lampu hijau, tetap akan tengok kanan-kiri dulu, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kendaraan dari arah lainnya," ucap Hendrik.

Makanya, tak ada salahnya untuk bersabar menunggu 2-3 detik sampai lampu hijau menyala. Toh, cuma waktu 2-3 detik yang hilang, bukan nyawa akibat kecelakaan.

Hal ini juga berlaku saat berada di perlintasan kereta api. Di Indonesia, masih banyak saja pengendara yang berusaha menerobos perlintasan kereta api yang sudah ditutup. Padahal, tindakan tersebut berbahaya dan mengancam nyawa. Berita-berita tentang kasus kecelakaan yang mengakibatkan korban tewas akibat menerobos perlintasan kereta api pun sudah banyak. Tapi, kasus-kasus itu malah tidak dijadikan pelajaran sehingga masih banyak saja pengendara yang nekat menerobos perlintasan kereta api yang sudah ditutup.

"Lebih milih mana, relain kehilangan satu menit, atau kehilangan nyawa selamanya?" tanya Hendrik.

Tak jarang juga pengendara menerobos lampu merah atau menerobos perlintasan kereta api demi cepat sampai rumah, mungkin untuk makan bersama keluarga. Padahal, keluarga di rumah sudah menunggu.

"Nasi bisa dihangatin, sayur bisa dihangatin. Tapi kalau badan udah dingin, biru (meninggal dunia), bisa dihangatin lagi nggak? Nggak akan bisa," Tegas Hendrik memberikan motivasi untuk pengendara.

Untuk itu, kalau merasa terburu-buru saat di jalan, sebaiknya berangkat seawal mungkin. Dengan begitu, Anda tak akan terburu-buru dikejar waktu sehingga bisa berkendara lebih aman. Dan tak ada alasan untuk menerobos lampu merah. (rgr/lth)

Hide Ads