Pemotor Tewas Ditabrak Tetangga Bermula dari Spion Patah, Bisa Dihindari?

Pemotor Tewas Ditabrak Tetangga Bermula dari Spion Patah, Bisa Dihindari?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 16 Jun 2023 12:46 WIB
Lokasi tabrak lari tewaskan pemotor di Cakung, Jakarta Timur (Annisa-detikcom)
Foto: Lokasi tabrak lari tewaskan pemotor di Cakung, Jakarta Timur (Annisa-detikcom)
Jakarta -

Seorang pengendara sepeda motor bernama Moses Bagus Prakoso (33) tewas dalam kecelakaan tragis di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur. Korban ditabrak lari mobil Toyota Avanza bernopol B-2926-KFI yang dikemudikan pria inisial OS (26), tetangganya.

Dilaporkan detikNews, kecelakaan maut ini diawali cekcok antara korban dan pelaku. Korban dituding merusak spion mobil pelaku.

Tak terima spionnya patah, pengemudi mobil kemudian mengejar pelaku. Korban, Moses Bagus Prakoso kemudian ditabrak hingga terseret beberapa meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelajaran penting dari kasus ini adalah bahwa road rage atau kekerasan di jalan raya sangat mudah terjadi. Untuk itu, pengendara sebaiknya tidak menyulut atau tersulut emosinya saat berkendara.

"Kejadian-kejadian seperti kasus kemarin itu mudah saja terjadi di jalan raya. Mengapa? Karena situasi di jalan raya itu bisa saja memancing seseorang berperilaku impulsif. Perilaku impulsif itu bisa timbul karena stres bawaan sebelum kejadian misalnya stres karena pekerjaan, ataupun stres yang baru berlangsung akibat situasi jalan raya tersebut, misalnya karena kemacetan atau karena perilaku pengguna jalan lain," kata Pakar keselamatan berkendara yang juga instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada detikcom.

ADVERTISEMENT

Menurut Jusri, pengendara mobil mungkin merasa terintimidasi, merasa tertekan dan stres. Yang ada di kepalanya hanya ingin membalas dendam ketika mobilnya dirusak.

"Yang dia tahu hanya ingin membalas, tidak pernah berpikir risiko. Pasca kecelakaan ini dia akan menyesal seumur hidupnya, itu di luar kontrol. Dan itu bisa terjadi kepada siapa pun," katanya.

Untuk itu, Jusri membeberkan beberapa tips menghindari road rage agar kejadian semacam ini tidak terulang. Ada beberapa cara mengantisipasinya.

"Caranya mengantisipasi salah satu yang paling penting adalah mengantisipasi sesuatu yang terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya dengan tertib berlalu lintas, antisipatif terhadap segala bahaya dan kesalahan pengguna jalan lain, dan empati, memiliki kemampuan berbagi. Kemampuan berbagi ini biasanya didasari dengan kematangan emosional," ujarnya.

Jusri menyebut, sebaiknya semua pihak pengendara tidak mengedepankan emosi. Sebab, jika mengedepankan emosi tidak akan saling menguntungkan.

"Kalau kejadiannya semacam ini, maka tolong sabar saja. Karena penyelesaiannya tidak ada lain kecuali penyelesaian hukum. Bukan kita menyelesaikan. Karena salah/benar bukan urusan kita, urusan hakim. Lebih-lebih dalam kasus ini, bukan kita main hakim sendiri kita pukul dia atau segala macam. Jadi kalau kita mempunyai empati, mempunyai pengetahuan, seharusnya hal ini nggak akan terjadi," ucapnya.

Pengendara juga seharusnya tidak memancing emosi orang lain. Apalagi jika yang terpancing emosinya bertindak brutal sampai mengancam nyawa.

"Supaya tidak terulang, maka kita harus paham faktor bagaimana kita bisa lolos dari kasus-kasus road rage. Jangan mancing. Dan kalau terjadi pancingan (emosi), sabar aja. Jangan diselesaikan dengan pukul-pukulan. Ini negara hukum. Kalau kita pukul-pukulan orangnya punya pistol, habis kita. Kalau sudah tewas kayak gini sekarang apa?" ujar Jusri.

Terakhir, Jusri mewanti-wanti pengendara agar tidak mengemudi saat dalam keadaan stres. Sebab, hal itu bisa membuat emosi tidak terkontrol dan pengendara cenderung kehilangan akal sehat.

"Kalau Anda dalam keadaan stres sebaiknya jangan mengemudi. Stres ini bisa macam-macam, masalah keuangan, masalah keluarga, masalah pekerjaan, apalagi itu berat jangan mengemudi. Karena trigger-trigger yang membuat kita tidak bisa mengontrol diri kita di jalan itu banyak sekali. Jadi sebelum kita mengemudi pastikan secara jasmani dan rohani sudah siap," pungkasnya.




(rgr/dry)

Hide Ads