Pelajaran dari Mobil Google Maps Nyasar ke Kebun Tebu

Pelajaran dari Mobil Google Maps Nyasar ke Kebun Tebu

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 12 Jun 2023 16:06 WIB
Mobil Google Maps yang nyasar di kebun tebu Malang.
Mobil Google Maps nyasar di kebun tebu Malang. (Foto: Istimewa/tangkapan layar)
Jakarta -

Sebuah mobil Honda HR-V yang menjadi unit mobil Google Maps nyasar ke kebun tebu di Malang, Jawa Timur. Sopir Honda HR-V bernomor polisi B 1142 DFP itu dilaporkan nyasar karena mengikuti arahan navigasi dari aplikasi Google Maps.

Dikutip detikJatim, peristiwa itu terjadi di jalan buntu kebun tebu di RT 33, RW 06, Dusun Gumukmas, Desa Karangsari, Kecamatan Bantur, Malang. Amin, salah satu warga setempat menyatakan bahwa sang sopir tersesat karena mengikuti arahan dari aplikasi navigasi tersebut.

"Kalau kata temen saya yang tanya ke sopir itu. Mereka tersesat ke kebun tebu karena mengikuti arahan Google Maps," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengatakan pelajaran penting dari peristiwa ini adalah jangan 100 persen mengandalkan aplikasi peta digital. Menurut dia, penting juga seorang pengendara menggunakan nalar apabila memasuki jalan yang tidak bisa dilalui.

"Di perjalanan pun kalau secara logika ada yang kurang pas, tetap harus keluarkan kemampuan bertanya kepada masyarakat yang ada," kata Sony kepada detikcom, Senin (12/6/2023).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, ketika lingkungan memberikan tanda-tanda yang sudah tidak sesuai dengan tujuannnya, segera berhenti dan cek lagi. Jangan ragu-ragu untuk bertanya kepada warga sekitar.

Untuk itu, penting seorang pengendara melakukan manajemen perjalanan sebelum berangkat. Pertama, petakan dulu rutenya. Bayangkan dan bikin plan A, B, dan C untuk mencari alternatif.

"Track dengan bantuan aplikasi untuk mempermudah dan meyakinkan proses ketibaan. Sesuaikan deh waktu keberangkatan, kemampuan pengemudi, kendarannya, jam macet dan lingkungan jalan tersebut," saran Sony.

Dia tidak merekomendasikan pengendara 100 persen menggunakan aplikasi peta digital. Sebab, aplikasi tersebut bisa saja salah.

"(Hanya mengandalkan aplikasi) Itu pengemudi pemalas, nggak mau capek cuma mau terima beres. Atau kategori pengemudi pemula. Itu sama aja nggak percaya atau nggak punya kemampuan sendiri," kata dia.




(rgr/din)

Hide Ads