Mencuci mobil merupakan salah satu bentuk perawatan sederhana untuk menjaga kebersihan kendaraan. Tidak cuma itu, mencuci mobil juga bisa membuat cat lebih awet. Meski sederhana dan mudah, nyatanya masih banyak pengendara yang enggan mencuci mobilnya sendiri.
Alternatifnya tentu membawa ke tempat pencucian mobil. Tempat pencucian mobil ini sendiri ada beberapa macam. Ada yang biasa, hidrolik, dan juga robotik. Satu yang cukup diminati adalah cuci hidrolik.
Cuci mobil hidrolik menawarkan keunggulan salah satunya pembersihan kolong mobil. Hal ini dipercaya membuat mobil jadi lebih bersih ketimbang metode pencucian lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya cuci mobil apapun metodenya sama saja. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Kalau cuci mobil hidrolik dipandang lebih bersih, namun tetap ada risiko menghantui. Bila pengendara kurang awas, bisa saja mobil terjungkal seperti yang dialami Toyota Fortuner.
Fortuner bukan satu-satunya mobil yang terjungkal dari sistem hidrolik. Sebelumnya juga sudah ada beberapa kejadian serupa yang membuat mobil justru rusak karena terjatuh.
Instruktur Defensive Driving dan Riding GDDC Andry Berlianto menyarankan, bila kondisi mobil tidak terlalu kotor dan pemakaian sehari-hari sebaiknya dicuci biasa. Ini dilakukan untuk meminimalisir risiko mobil terjatuh dari sistem hidrolik.
Tapi sebaliknya, bila medan yang dilalui berlumpur dan sangat kotor maka sebaiknya dicuci dengan menggunakan sistem hidrolik.
"Mesin cuci hidrolik kan plusnya hanya membersihkan kolong saja , tidak lebih dari itu. Kecuali kendaraan sering berkotor-kotoran dan debu,lumpur atau kotoran menumpuk bisa ke mesin cuci hidrolik," kata Andry saat dihubungi detikcom.
Selain berpotensi terjatuh, Andry juga menambahkan risiko lain ketika mobil sering dicuci menggunakan hidrolik. Risiko itu adalah kerusakan suspensi dan keseimbangan roda bisa terganggu.
"Perhatikan metode spray (penyemprotan) jika memang sudah naik untuk menghindari kerusakan kelistrikan dan juga perhatikan risiko kerusakan suspensi hingga spooring yang bisa berubah atau bermasalah," urai Andry.
(dry/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah