Kecelakaan maut terjadi setelah mobil ditabrak kereta api di Tambun, Bekasi. Mobil itu diduga mogok di tengah perlintasan kereta dan ditabrak KA Argo Sindoro hingga terseret jauh. Pengemudi mobil dilaporkan tewas dalam kecelakaan itu.
Menurut Head Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi, kemungkinan mobil mogok di tengah perlintasan kereta adalah kesalahan dalam menangani mobil. Dia bilang, mobil-terutama mobil manual-bisa mogok di tengah perlintasan kereta karena tak dapat momentum yang tepat.
"Kalau saya lihat yang sering terjadi adalah, antara jalan sama rel kereta itu biasanya kan jalannya jelek. Biasanya kalau mobil manual, nggak ada momentum sehingga kalau salah kopling itu pasti nyangkut. Ini saya ngomong manual, kalau matik harusnya nggak ada masalah. Biasanya dia (mobil manual mogok di rel kereta karena) nggak ada momentum. Kalau ngebut juga kan risiko, mesti pelan-pelan. Mungkin aja pada saat itu karena nggak ada momentum akhirnya mobilnya mati. Mungkin aja pakai gigi tinggi sehingga saat momentum lewat rel itu mati karena seharusnya pakai gigi rendah," kata Didi kepada detikcom, Selasa (21/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Didi, biasanya di perlintasan kereta api sebidang itu jalanannya sedikit rusak. Karenanya, untuk melewati perlintasan kereta mobil perlu momentum untuk naik secara perlahan. Kemungkinan saat melaju pelan itu mesin mati. Didi menyebut, saat melewati perlintasan kereta api seharusnya pakai gigi rendah. Jika pakai gigi tinggi, bisa jadi momentum hilang sehingga mobil mogok. Atau, bisa juga karena pengendara panik sehingga salah masuk gigi atau salah mengoperasikan kopling sehingga mesin mati.
Untuk itu, Didi menyarankan pengendara perlu memahami cara berkendara di perlintasan kereta. Yang terpenting ketika lewat perlintasan kereta adalah menggunakan gigi rendah. Gigi satu paling aman, katanya.
"Yang harus kita lakukan adalah kita menjaga safety dulu. Sebelum lewat, kalau nggak ada palangnya pastikan kita lihat kiri kanan dulu baru nyebrang. Kalau (ada palang pintu) sudah bunyi, jangan paksakan untuk maju. Karena kalau panik, apa pun bisa terjadi, apalagi mobil manual. Biasanya karena kepanikan dari pengemudi sehingga bisa jadi harusnya pakai gigi rendah dia nggak ganti, karena maunya cepat kan," ujar Didi saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (21/6/2022).
"Yang pasti kalau manual-biasanya kan jalannya jelek ya pas di rel kereta api sehingga nggak bisa kita lewatin dengan kecepatan tinggi. Dan kemungkinan karena tidak bisa dilewati dengan kecepatan tinggi mobil-mobil di depannya pasti akan pelan untuk lewat rel. Sehingga butuh momentum untuk lewat rel. Diharapkan memang menggunakan gigi rendah sehingga ada torsi ban mobil untuk naik ke rel tersebut. Gigi 1 lah, itu Insya Allah paling aman," sambungnya.
Terpisah, praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan masyarakat harusnya sadar bahwa melintasi rel kereta api itu sangat berbahaya.
"Selain kereta jarak berhentinya panjang dan tidak bisa berhenti seketika, prioritas melintas, banyak yang tidak berpalang pintu, leveling sering berbeda, sering selip akibat licin," ujar Sony kepada detikcom.
Menurut Sony, ada tiga hal penting yang patut menjadi perhatian pengemudi saat melintasi rel kereta api. Pertama, kurangi kecepatan dan bersiap untuk berhenti 2-3 meter sebelum rel.
"Kedua, buka kaca jendela kira-kira 10 cm, dan matikan audio," kata Sony.
Ketiga, tengok kanan dan kiri pada rel. Ketika aman, melintas dengan segera dan terukur. Pastikan awali dengan momentum untuk menghindari mati mesin.
"Awalan bukaan gas yang cukup supaya mobil gelinding. Gunakan gigi satu," beber Sony.
"Jangan anggap remeh dengan alasan buru-buru atau kereta masih jauh. Karena kecepatan kereta melintas konstan 40-60 km/jam dengan bobot ratusan ton. Sehingga kalau tertabrak pasti fatal," katanya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!