Sebuah Fortuner nyembur ke kolam kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Minggu (26/12/2021). Sopir diduga hilang konsentrasi.
Peristiwa tersebut terjadi Minggu (26/12/2021), pukul 05.15 WIB di Jalan Medan Merdeka Selatan. Mobil itu diketahui milik AF, warga Bekasi Utara, dengan nopol B-1893-KLT.
"Pada saat sebelum terjadinya kecelakaan lalu lintas, kendaraan Toyota Fortuner NRKB B-1893-KLT yang dikemudikan saudara AF melaju dari arah selatan menuju ke utara di Jalan Medan Merdeka Selatan," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono dalam keterangannya, Minggu (26/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengendara hilang kendali saat dekat air mancur Patung Kuda sehingga mobil masuk ke kolam.
"Sesampainya di dekat Air Mancur Thamrin, diduga kurang konsentrasi dan hati-hati saat berkendara sehingga menabrak trotoar dan kemudian masuk ke dalam kolam air mancur," sambungnya.
Akibat kecelakaan itu, mobil mengalami kerusakan pada bagian bumper depan. Tak ada korban jiwa akibat kecelakaan tersebut.
Belajar dari peristiwa tersebut, enurut praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengemudi harus mempertahankan fokus, kewaspadaan dan kondisi fisik.
"Mengemudi harus mempertahankan fokus, kewaspadaan dan kondisi fisik, dan ini susah," kata Sony belum lama ini.
Dia menjelaskan untuk menjaga konsentrasi bisa didapatkan sebelum memulai mengemudi, pertama dan terpenting, cobalah untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup.
"Hal ini bisa didapat dari istirahat yang berkualitas sebelumnya," ujar Sonya.
Selanjutnya, titik rawan terjadinya kecelakaan ialah faktor oksigen yang menurun sehingga konsentrasi bisa menurun. Jika pengemudi sudah lelah perlu beristirahat ketika melakukan perjalanan.
"Istirahat berkala selama di perjalanan, asupan makanan atau minuman yang benar, menjaga emosi dan lain-lain. Sehingga oksigen di dalam darah dapat lancar dan tetap fokus," ungkap Sony.
Selain itu, rasa kantuk juga jadi potensi besar yang menyebabkan kecelakaan.
Ada beberapa cara mengusir kantuk, seperti dijelaskan Sony. Salah satunya adalah dengan melakukan commentary driving, semacam bicara sendiri. Misalnya, pengemudi ngomong sendiri seperti menyebutkan potensi bahaya di depan, rambu-rambu, agar pengemudi tetap fokus.
"Commentary driving, sebuah metode mengemudi dengan menyebutkan potensi-potensi bahaya. Secara otomatis rahang bergerak-gerak memompa oksigen ke otak. Juga pengemudi mampu bereaksi positif ketika harus mengantisipasi. Ini standar cara berkendara dengan defensive (proaktif). Mudah, tapi nggak banyak yang tahu. Kalaupun tahu, tidak dilakukan karena merasa belum ada manfaatnya," katanya.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar