Beragam karakter pengendara ada di jalan raya. Pengemudi harus mengantisipasi berbagai karakter pengendara tersebut. Salah satunya adalah pengendara baru yang memiliki 'jam terbang' rendah.
Pengendara tersebut dikategorikan sebagai green driver. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, green driver adalah pengemudi yang pengalaman berkendaranya kurang dari 18 bulan. Pengemudi dalam kelompok tersebut perlu diwaspadai.
"Jadi masa-masa 18 bulan, di luar negeri dilakukan tindakan antisipasinya. Mulai kecepatan sampai jam berkendaranya," ujar Jusri kepada detikcom, Rabu (8/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena pengalaman berkendaranya yang kurang, Jusri mengatakan green driver perlu diantisipasi oleh pengendara lain agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas yang berakibat fatal. Menurut Jusri, memang agak sulit kalau menilai apakah pengendara di depan termasuk green driver atau bukan karena tidak ada tanda khusus. Di luar negeri, green driver memiliki tanda khusus yang ditempel di mobilnya sehingga pengendara lain bisa mengantisipasinya.
"Kita memang tidak tahu, tapi kita bisa memperhatikan pola-pola pengemudi," ucap Jusri.
Pola mengemudi yang kemungkinan termasuk green driver adalah melaju terlalu pelan dari kebanyakan kendaraan lain. Mereka juga terkadang melaju terlalu pelan di lajur yang salah, misalnya di lajur paling kanan tapi berjalan pelan.
"Terus ketika berpindah lajur mereka bergeraknya lambat dengan kecepatan pelan. Mereka kalau mau belok itu bisa saja mereka reaktif, tanpa rencana langsung pindah lajur. Jadi ada yang begerak lambat ada yang pindah lajur tiba-tiba tapi kecepatan pelan. Dan mereka jarang melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka slow response. Itu menjadi indikator bagi pengemudi dalam menyikapi green driver," jelas Jusri.
Apa yang harus dilakukan kalau bertemu green driver? Disarankan segera menjauh. Menjauh dengan cara menyalip kendaraan itu atau menjaga jarak.
"Kalau Anda bisa mengidentifikasikan indikator tadi, logikanya menjauh. Ada kesempatan, segera kita tinggalkan mereka. Kalau nggak ada kesempatan (untuk menyalip) jaga jarak. Karena mereka bisa ngerem mendadak. Atau melakukan manuver mendadak," ucap Jusri.
(rgr/mhg)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?