Miliarder Dadakan Borong Mobil tapi Belum Lancar Nyetir, Termasuk Green Driver?

Miliarder Dadakan Borong Mobil tapi Belum Lancar Nyetir, Termasuk Green Driver?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 08 Sep 2021 14:42 WIB
Tol Trans Jawa di Pekalongan, Minggu (2/6/2019).
Pengendara pemula yang belum punya banyak jam terbang dikategorikan sebagai green driver. Apa itu? Foto: Robby Bernardi/detikcom
Jakarta -

Akhir-akhir ini heboh desa miliarder yang warganya memborong mobil baru. Mereka mendadak jadi miliarder dari hasil ganti rugi pembebasan lahan sejumlah proyek. Setidaknya ada empat desa yang warganya mendadak jadi miliarder yaitu di Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Sebelumnya, pembeli mobil baru di desa miliarder di Tuban saat awal-awal membeli mobil dari uang ganti rugi pembebasan lahan mayoritas belum lancar mengemudi. Sebanyak 15 mobil di kampung miliarder di Tuban itu masuk bengkel. Apakah warga desa miliarder yang baru membeli mobil termasuk green driver?

Di luar negeri ada istilah green driver. Green driver itu adalah pengemudi pemula yang 'jam terbangnya' kurang dari 18 bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mereka (miliarder yang borong mobil tapi belum lancar mengemudi) masuk kelompok green driver. Untuk green driver itu tingkatannya adalah 18 bulan. Jadi masa-masa 18 bulan, di luar negeri dilakukan tindakan antisipasinya, mulai kecepatan, jam mengemudinya semua diatur," kata Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu kepada detikcom, Rabu (8/9/2021).

Di luar negeri, kata Jusri, green driver umumnya adalah anak-anak muda yang baru memiliki SIM. Tapi, bisa saja green driver sudah tidak termasuk anak muda. Misalnya di Indonesia, pengemudi yang baru naik kelas dari menggunakan sepeda motor ke mobil dan belum memiliki jam terbang untuk mengemudi mobil bisa dikategorikan sebagai green driver.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan penyikapannya di luar negeri diatur mulai jam mengemudinya, tidak boleh sampai lewat jam 6 sore misalnya, itu ada ketentuan. Begitu ada kecelakaan dicabut SIM-nya," ujar Jusri.

Menurut Jusri, green driver adalah kelompok pengemudi pemula yang belum memiliki technical skill maupun soft skill. Makanya di luar negeri green driver diberikan tanda khusus pada kendaraannya sehingga pengendara lain bisa mengantisipasinya agar tidak terjadi kecelakaan.

"Kalau di luar negeri ada stiker P atau probation (masa percobaan)," ucap Jusri.




(rgr/din)

Hide Ads