Di instagram, viral video detik-detik Mitsubishi Xpander gagal menanjak dan mundur di Sitinjau Lauik. Tak sedikit komentar warganet yang menyebut mobil berpenggerak roda depan seperti Xpander mempengaruhi performa di tanjakan. Padahal, tidak juga.
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan bisa jadi kemampuan pengemudi juga mempengaruhinya. Tak melulu menyalahkan penggerak roda depan (FWD) atau penggerak roda belakang (RWD), skill pengemudi juga menjadi faktornya.
"Kasus ini sebenarnya menunjukkan--sorry banget--si pengemudi nggak paham bawa mobil, hanya ngegas saja. Mobil Xpander itu cukup bertenaga di situ. Bahkan dalam posisi berhenti begitu, saya yakin dengan elevasi sekitar 45 derajat, dia berhenti, dia nggak usah digas full, mobil itu naik," kata Jusri kepada detikcom, Kamis (26/8/2021).
Jusri memperhatikan cara pengemudi Xpander ini dalam menaklukkan tanjakan Sitinjau Lauik. Terlihat pengemudi Xpander ini panik sampai-sampai harus menginjak pedal gas sampai full. Yang terjadi adalah ban depan spin hingga berasap.
"Karena ini front wheel drive kan, dia gas saking nggak mau naik dia gas lagi sampai berasap sampai spin. Ini menunjukkan panik dan dia full throttle di permukaan elevasi yang tajam kemudian licin," ucap Jusri.
Dia menjelaskan, pada kondisi ini bobot kendaraan sedang bertumpu ke roda belakang. Sehingga roda depan sebagai penggerak tidak terlalu memberikan traksi. "Ditambah perilaku dia (menginjak gas full), sehingga yang terjadi spin," sebut Jusri.
Padahal, dalam menaklukkan tanjakan khususnya dengan mobil berpenggerak roda depan, Jusri mengatakan tak perlu menginjak gas full yang membuat roda depan spin. Injak gas secara perlahan dan bertahap.
"Karena pada saat kendaraan mundur, naluri driver responnya adalah gas diinjak full. Yang terjadi, kalau dia front wheel drive, bobot sedang bertumpu ke roda belakang, roda depan sedang mengambang, artinya spin, traksinya berkurang," jelas Jusri.
"Dia harus bergerak secara crawling (merayap), halus dan bertahap," ucapnya.
Selain itu, dalam menaklukkan tanjakan yang paling penting adalah menjaga momentum. Caranya, mengindikasikan segala situasi dari awal. Salah satunya dengan menjaga jarak.
"Dia harus bergulir terus. Kalau dia lihat ada mobil dekat-dekat situ, truk misalnya, pasti akan memperlambat momentum. Jadi harus jaga jarak, supaya tidak sampai berhenti di tengah tanjakan tadi. Kemudian pakai gigi yang pas," katanya.
"Usahakan jangan melakukan perlambatan saat menanjak. Caranya jaga jarak dari jauh, supaya tidak melakukan perlambatan. Kalau terlalu mepet, pasti dia akan melakukan perlmabatan ketika kendaraan di depan melakukan perlambatan atau berhenti. Jaga jarak supaya terus memelihara momentum," pungkas Jusri.
Simak Video "Video: Menikmati Suasana Pagi Jakarta di Tanjakan 13 "
(rgr/din)