Musim Hujan Banyak Jalan Rusak, Begini Cara Menghadapinya

Musim Hujan Banyak Jalan Rusak, Begini Cara Menghadapinya

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 11 Feb 2021 08:13 WIB
Jalan rusak di Sukabumi
Jalan rusak. Foto: Syahdan Alamsyah
Jakarta -

Musim hujan kerap kali menimbulkan jalan berlubang. Jalan yang rusak itu mengancam keselamatan berkendara. Tak jarang pula kendaraan rusak akibat jalan berlubang. Bagaimana menyikapinya?

Menurut praktisi keselamatan berkendara yang juga Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, jalan berlubang banyak yang merugikan pengendara.

"Tidak hanya membuat beberapa bagian kendaraan mudah rusak seperti velg peyang/ban pecah bahkan juga usia suspensi lebih pendek, membuat perjalanan terhambat karena harus dilalui secara perlahan dan bergantian, juga menjadi penyebab kecelakaan karena pengemudi berusaha menghindar atau menerabas tetapi impact-nya mobil jadi bergerak liar," kata Sony kepada detikcom, Kamis (11/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sony menuturkan, untuk mengantisipasi jalan berlubang, yang paling mudah adalah jaga kecepatan dan jarak. Sehingga, kalau nantinya keputusan yang akan diambil adalah menerabas lubang atau menghindar, ada waktu dan ruang yang cukup dan aman.

"Menerabas lubang ada batas toleransi yang aman. Selain kedalamannya tidak lebih dari 5 cm juga tidak besar untuk menghindari velg peyang sampai dengan ban sobek," ucap Sony.

ADVERTISEMENT
Sejumlah truk terperosok di Jalan Gubernur Sarkawi yang rusak di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (8/2/2021). Pasca banjir Ruas jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut rusak parah akibatnya aktivitas ekonomi terganggu karena menurut pengakuan sopir truk, mereka harus berjibaku bahkan sampai tiga hari lamanya untuk melintas di jalan yang merupakan akses utama angkutan barang. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S./foc.Sejumlah truk terperosok di Jalan Gubernur Sarkawi yang rusak di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (8/2/2021). Pasca banjir Ruas jalan nasional yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut rusak parah akibatnya aktivitas ekonomi terganggu karena menurut pengakuan sopir truk, mereka harus berjibaku bahkan sampai tiga hari lamanya untuk melintas di jalan yang merupakan akses utama angkutan barang. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S./foc. Foto: ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S

Di sisi lain, jika memutuskan untuk menghindari lubang, pengendara harus mempertimbangkan dengan matang. Pastikan kendaraan di belakang memiliki jarak yang aman dengan kendaraan kita, jadi tidak mengganggu karena kaget.

"Ketika membentur lubang pasti ada konsekwensi kerusakan part atau keseimbangan mobil terganggu, jadi perhatikan dua hal itu," lanjut Sony.

"Kalau kepepet harus menerabas (jalan berlubang), sebisa mungkin kurangi kecepatan sebelum ban depan masuk lubang, lihat jarak dengan kendaraan yang ada di belakangnya. Masuk lubang usahakan dengan kecepatan rendah agar bantingannya dapat teredam sempurna, berikutnya tahan kemudi, dan ketika keseimbangan mobil terganggu kemudian arah sedikit berubah dan ada efek over/under steer, siap-siap antisipasi counter steer."

"Berapa ideal kecepatan kendaraan saat menerabas lubang? Tergantung kondisi lalu lintas, kalau kecepatan rendah di jalan tol, kemungkinan tertabrak dari belakang besar. Kalau kecepatan tinggi, mobil bisa oleng dan rusak," katanya.




(rgr/din)

Hide Ads