Baru-baru ini sebuah video kekerasan di jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat jadi sorotan di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (8/9) sekitar pukul 10.00 WIB semua ini bermula dari serempetan di jalan yang berujung emosi.
Lantas bagaimana semestinya seorang pengendara agar bisa meredam emosi di jalan?
Perilaku kekerasan saat berkendara dikenal dengan sebutan road rage, perilaku agresif atau marah yang ditunjukkan oleh pengemudi kendaraan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa waktu yang lalu, Yudi Prasetio, salah satu praktisi keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs mengatakan terdapat cara untuk mencegah untuk menghindari road rage.
Pertama, ketika hendak berkendara, tubuh harus dalam kondisi fit dengan istirahat yang cukup. Sehingga ketika menyetir pun konsentrasi akan lebih maksimal.
Kedua, manajemen waktu perjalanan. Berangkat lebih awal bisa menjadi salah satu solusi agar memiliki waktu yang cukup, dengan demikian perjalanan tidak menjadi terburu-buru, sehingga potensi melanggar lalu lintas pun semakin terhindar.
Selain itu, pengemudi juga bisa merencanakan jalur untuk melintas.
"Pilih jalur yang tidak berpotensi terjadi kemacetan, walau jarak tempuh lebih jauh tapi ditempuh dengan lancer jauh lebih baik ketimbang kondisi macet yang berpotensi menyebabkan stress yang akan memicu emosi," ungkap Yudi kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Tips lain, pengemudi juga mesti paham etika berkendara di jalan. Sebab, bukan tidak mungkin perilaku berkendara juga memancing emosi pengendara lain di jalan.
"Beri tanda (komunikasi) ketika ingin bermanuver seperti menyalip, berbelok, atau berpindah jalur seperti menyalakan sein lebih awal. Bisa juga dibantu dengan menyalakan lampu jauh atau klakson untuk memberi tahu keberadaan kita, namun lakukan dengan sopan dan tidak berlebihan," kata Yudi.
Dalam video yang beredar, pelaku melempari conblock sehingga menimbulkan kerusakan pada kaca mobil korban, penumpang di dalamnya sempat tegang dan histeris ketika dihadang mobil pelaku. Korban sempat berteriak meminta tolong kepada warga di sekitar.
Usut punya usut, insiden itu bermula diawali dari serempetan antara korban dan pelaku di perempatan Megaria, Jakarta Pusat.
"Itu berawal dari serempetan, kemudian cekcok dengan driver dan berujung kejar-kejaran," jelas Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).
Pelaku emosi kemudian mengejar mobil korban. Korban sempat dihadang oleh pelaku, namun tidak berhenti.
"Akhirnya tepat di Tugu Proklamasi itu dilempar mobilnya," ujar Kanit Reskrim Polsek Menteng Kompol Gozali Luhulima.
Peristiwa berlanjut, karena korban tak berhenti, pelaku nekat melempari mobil korban dengan batu conblock yang ada di pinggir jalan.
"Iya kan itu di pinggir jalan ada conblock. (Korban) diminta berhenti nggak mau kan, akhirnya diambil conblock itu terus dilempar," kata Gozali.
Korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Menteng. Hingga saat ini polisi masih mengejar pelaku.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP