Kelebihan dan Kekurangan Mobil Penggerak Roda Depan, Benarkah Lebih Irit BBM?

Kelebihan dan Kekurangan Mobil Penggerak Roda Depan, Benarkah Lebih Irit BBM?

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 12 Mei 2020 16:48 WIB
Toyota melakukan penyegaran pada mobil Calya di tahun 2019 ini. Penyegaran ini dilakukan pertama kalinya setelah tiga tahun mengaspal di Indonesia.
Toyota Calya menggunakan sistem penggerak roda depan.(Foto: Rifkianto Nugroho)
Jakarta - Sistem penggerak roda depan (Front Wheel Drive) cukup sering ditemui di produk mobil masa kini. Mobil dengan sistem penggerak FWD, memiliki desain mesin melintang ke sisi kanan-kiri kendaraan, dan mengarah ke roda depan. Kemudian mesin dan transmisi/transaxle dihubungkan langsung ke roda dengan menggunakan 'drive shaft'.

Mesin dengan sistem penggerak roda depan antara lain digunakan pada model Toyota Calya, Daihatsu Ayla, Mitsubishi Xpander, Suzuki Ertiga, dan Honda Brio. Sistem penggerak mobil FWD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

Seperti dijelaskan Service Manager Auto2000 Cilandak, Suparna, salah satu kelebihan penggerak FWD adalah tenaga lebih responsif dan mesin lebih hemat dalam konsumsi bahan bakar.

"Keuntungan mesin penggerak FWD, komponen dari mesin/transmisi ke roda sangat pendek, melalui drive shaft saja. Sehingga saluran tenaga dari mesin bisa lebih lancar dan tidak banyak hambatan. Inilah yang menyebabkan mesin FWD punya tarikan lebih spontan dan lebih irit bahan bakar. Jadi FWD lebih irit karena alasan di atas bukanlah mitos. Paling tidak untuk teknologi yang selevel," bilang Suparna, dihubungi detikOto, Selasa (12/5/2020).

Keunggulan lain mobil FWD adalah memiliki bobot lebih ringan karena lebih sedikit komponen power train-nya. Selain itu, mobil FWD memiliki kabin lebih lapang karena tidak terdapat gundukan komponen gardan di bawah lantai, seperti pada mobil berpenggerak roda belakang.

Ada kelebihan tentu ada kekurangan. Menurut Suparna, karena mobil FWD menggunakan roda depan sebagai penggerak, sekaligus sebagai pengarah laju kendaraan melalui sistem steering, maka beban roda depan jadi berlebihan.

"Karena roda depan berfungsi sebagai pendorong ke depan sekaligus membelokkan roda ke kanan atau ke kiri, efeknya adalah biasanya kendaraan FWD lebih sulit berbelok (understeering)," jelas Suparna.

"Selain itu, komponen drive shaft, steer dan komponen roda/ban biasanya cepat mengalami kerusakan dibanding RWD. Dan juga karena banyak komponen terkumpul di bagian depan maka akan menyebabkan suara berisik yang terdengar di kabin, jadi lebih besar. Dan biasanya roda akan lebih mudah selip saat di tanjakan (kurang kuat nanjak)," tukas Suparna.


(lua/din)