Bagi anda yang berada dalam kondisi seperti di atas disarankan untuk tetap menjaga segala aspek keselamatan berkendara. Tidak terkecuali menjaga kecepatan pada batas aman karena aspal cenderung menjadi lebih licin karena terlapis partikel-partikel debu vulkanik.
"Perhatikan beberapa bahaya yang mungkin akan timbul saat mengemudi di kondisi lingkungan gunung yang sedang erupsi. Kurangi kecepatan kendaraan, karena jalanan yang berdebu pasti lebih licin dibanding jalanan basah sekalipun. Jangan ambil risiko percaya diri yang berakibat fatal," kata Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana.
Jika kondisi jalan cukup ramai jagalah jarak aman dengan kendaraan lain. Saat hujan debu tentu akan menyebabkan visibilitas pengendara juga berkurang. Sony menyarankan menjaga kecepatan di 50kpj dengan jarak aman dengan kendaraan di depan 100 meter.
"Atur jarak aman juga, sesuaikan dengan jarak pandang. Misalkan, jarak pandang 100 meter kecepatan maksimumnya 50 km/jam (setengahnya atau sesuaikan dengan kondisi jalan yang pasti licin)," lanjut Sony.
Hal tersebut berguna untuk mengurangi kecelakaan akibat gagal antisipasi melakukan perlambatan dan terhambatnya jarak pandang. Pengereman pun diupayakan agar sehalus mungkin guna tidak merusak saringan udara akibat masuknya debu di rongga-rongganya.
"Maka akselerasi dan deselerasi (pengereman) kendaraan harus halus untuk menghindari kondisi slip berlebihan. Juga, menghindari penumpukan debu pada saringan udara," tukas Sony.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar