Cara Klaim Asuransi dan Waspadai Kerusakan Mobil Akibat Banjir

Round-Up

Cara Klaim Asuransi dan Waspadai Kerusakan Mobil Akibat Banjir

Tim detikOto - detikOto
Jumat, 03 Jan 2020 07:41 WIB
Porak Poranda Mobil Terkena Banjir Bekasi. Foto: Fathan
Jakarta - Banjir besar terjadi di Jakarta dan sekitarnya menyambut tahun 2020. Hujan yang mengguyur semalaman membuat banjir tak terhindarkan. Mobil-mobil pun turut menjadi korban bencana banjir ini.

Kalau sudah terendam banjir, pemilik mobil pasti merasa rugi karena harus memperbaiki mobil kesayangannya. Namun, kalau mobil sudah diasuransikan, maka pemilik mobil bisa lebih tenang.

Memang tak semua asuransi mobil bisa meng-cover kerusakan mobil akibat banjir. Polis asuransi standar saja tidak akan menanggung kerusakan karena banjir. Makanya, di awal pihak asuransi biasanya menawarkan perluasan asuransi yang mencakup kerusakan mobil karena bencana alam seperti banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Untuk mobil yang sudah diasuransi bagaimana cara klaim perbaikan kendaraan kepada pihak asuransi? Sebelum telepon perusahaan asuransi kendaraan anda, cek dulu polis asuransi kendaraan milik detikers. Lihat apakah sudah masuk perluasan pertanggungan untuk banjir dan bencana alam? Karena biasanya untuk polis standar asuransi kendaraan bermotor, tidak memuat soal banjir ini, harus tambah premi lagi dengan adanya perluasan ini.

Kalau di polis sudah dicantumkan perluasan karena banjir, cara klaim asuransi banjir untuk mobil pun mudah. Tinggal telepon perusahaan asuransi, dan kalau bisa foto kendaraan yang terkena banjir. Tapi jangan terlalu lama lapor kendaraan kebanjirannya. Menurut polis asuransi, standarnya dalam 5 hari kerja setelah kejadian langsung lapor.



"Namun dalam kondisi saat ini masih tolerable kok. Karena kemungkinan tertanggung masih ribet dalam hal bersih-bersih rumah, recovery dan lain-lain. Lapor bisa melalui aplikasi, call atau sosmed," ujar Senior VP Communication dan Service Management Garda Oto, Laurentius Iwan Pranoto saat dihubungi detikcom, Kamis (2/1/2020).

Usahakan pemilik mobil mendokumentasikan kendaraan yang terkena banjir. "Foto kondisi sebelum dievakuasi tentunya akan sangat membantu pihak asuransi. Tinggal jepret pakai HP saja kan, kelihatan nomor pelat dan kondisi saat kerendam dan habis terendam," ujarnya.


Jangan Hidupkan Mesin!

Iwan menyarankan untuk mobil yang terendam banjir tidak langsung dihidupkan supaya tidak terjadi masalah lebh lanjut. "Bisa call asuransi untuk derek atau gendong ke bengkel di situ sudah langsung dilakukan survey atas mobil tersebut dengan catatan mobil tersebut ada perluasan jaminan terhadap banjir ya, pelanggan lengkapi dokumen. Pihak asuransi akan mengeluarkan surat perintah kerja ke bengkel," ujarnya.

Iwan mengingatkan bahwa di Garda Oto ada layanan darurat gratis untuk menyelamatkan mobil yang tak bisa menyala lagi setelah banjir. "Untuk layanan darurat Garda Siaga dari Garda Oto tetap dapat dan gratis untuk pelanggan. Pastikan mobil emang sudah ada coverage atau jaminan terhadap banjir," tutupnya.

Bagi yang belum mendapatkan pertolongan diharap bersabar karena ada keterbatasan unit siaga. Belum lagi beberapa titik evakuasi rutenya sulit dilalui akibat serangan banjir ini. "(Unit yang siaga) ada puluhan. Beberapa harus nunggu surat dulu karena lokasi nggak bisa tembus," jawab Iwan.



Mobil-mobil yang terendam itu akan dilarikan ke bengkel terdekat agar mendapat penanganan segera. Jika tidak memungkinkan ada pula titik aman untuk mengamankan mobil sementara. "Bengkel terdekat, sekalian diperbaiki kan. Kami punya beberapa titik untuk drop dulu juga," ujar Iwan.

Sementara itu, senada dengan Iwan, Business Development Division Head PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) Tanny Megah Lestari mengatakan pengendara yang ingin mendapatkan perlindungan dari bencana alam bisa memperluas asuransinya dengan manfaat dari risiko bencana alam.

"Dengan perluasan bencana alam, pengendara bisa dijamin dari kerugian karena bencana alam, termasuk hujan es, banjir, dan lainnya. Tanpa adanya perluasan manfaat, maka tidak akan dijamin," ujarnya.

Tanny menyelipkan saran agar pengendara bisa mulus dalam melakukan klaim asuransi kendaraan bermotor yang terkena banjir. Hal tersebut adalah tidak memaksakan menyalakan kendaraan bermotor di tengah banjir. Menurut Tanny, apabila terjebak di tengah banjir, pengendara jangan mencoba untuk menyalakan mesin mobil karena dapat mengakibatkan kondisi water hammer pada mesin yang akan memperparah kerusakan.

"Apabila berada di genangan air yang rendah, sebisa mungkin tinggalkan kendaraan, kunci kendaraan, tunggu hingga air surut dan menelpon pihak asuransi atau derek untuk mengangkut mobil untuk diperbaiki," ujarnya dalam siaran pers.

Selain itu, pengendara sebisa mungkin jangan menerobos banjir. Pasalnya, apabila sengaja menerobos banjir sehingga kendaraan menjadi rusak, maka kendaraan tersebut masuk dalam pengecualian yang tidak dijamin dalam polis asuransi.


4 Komponen yang Perlu Diperiksa Setelah Lewat Banjir

Jika detikers terpaksa berkendara melewati banjir, maka wajib hukumnya untuk melakukan pemeriksaan mendetail. Setidaknya ada 4 komponen mobil yang perlu diperiksa setelah melewati banjir.

"Kalau lewat banjir cukup tinggi, pertama cek bagian karpet. Itu basah atau nggak. Karena kalau karpet basah pasti akan menimbulkan bau tidak enak. Jadi segera dibersihkan dan dikeringkan," kata Koordinator Eksekutif Technical Service Astra Daihatsu Motor Anjar Rosadi, kepada detikcom, Kamis (2/1/2020).

Bagian kedua yang perlu dicek adalah area kaki-kaki. "Seperti bagian rem dan area kolong itu perlu dicek kalau-kalau ada kotoran atau sampah yang nyangkut di situ," lanjut Anjar.



Khusus untuk bagian rem, Anjar mewanti-wanti supaya pengendara mobil tidak melakukan hand brake (rem tangan) saat parkir ketika kondisi rem masih basah. "Karena nanti (sepatu kampasnya) bisa lengket (ke cakram). Jadi lebih baik diganjal dulu bannya, sampai rem kering," saran Anjar.

"Kemudian yang ketiga adalah cek area kelistrikan, kena cipratan air atau nggak. Kalau masih kering ya berarti aman," katanya lagi.

Komponen terakhir yang perlu diperiksa adalah oli mesin, apakah tercampur dengan air atau tidak. Oli yang tercampur air biasanya akan berwarna kecoklatan seperti kopi susu. Oli yang tercampur air akan sangat berbahaya jika digunakan. Karena bisa menimbulkan kerusakan besar di jeroan mesin.



Waspada Komponen Mobil Berkarat

Melansir dari situs Toyota-Astra Motor, ada 5 bagian di mobil yang rentan korosi. Apa saja?

Pertama adalah ruang mesin. Bagian ini rentan terkena karat dalam jangka panjang. Maka itu di musim hujan seperti ini, detikers harus lebih rajin mengecek kondisi area mesin dan selalu pastikan supaya tetap kering.

Bagian selanjutnya adalah engsel pintu. Engsel pintu mudah muncul karat bila tidak dibersihkan secara detail. Rawannya karat pada engsel pintu karena terdapat jalur air. Ketika dalam kondisi basah tidak sering dikeringkan, maka bisa sisa air bisa menumpuk, sehingga menimbulkan jamur hingga karat.

Bagian ketiga yang juga rawan terserang karat adalah atap mobil. Saat musim hujan, atap menjadi bagian paling sering terkena air dan terkadang lupa dibersihkan.



Salah satu indikasi atap mobil berpotensi timbul karat adalah adanya gelembung. Bila ada gelembung, maka kondisi ini sudah dipastikan ada karat. Gelembung itu muncul karena proses karat sehingga mendorong permukaan atas cat.

Terakhir adalah area kolong mobil. Bagian ini sering terkena kotoran dari cipratan roda saat melintasi jalan basah. Terlebih jika mobil dipakai untuk menerobos banjir.

Dikatakan Koordinator Eksekutif Technical Service Astra Daihatsu Motor Anjar Rosadi, penting bagi pengendara mobil untuk mencuci langsung mobilnya setelah terkena air hujan maupun melewati banjir.

"Kalau terkena hujan, sebaiknya dibasuh dengan air biasa dulu. Tapi kalau sudah lewati banjir, lebih baik dicuci secara keseluruhan," kata Anjar.




Antisipasi Setelah Banjir Surut

Mungkin hari ini banjir di beberapa titik sudah berangsur surut. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan pemilik mobil yang terendam setelah banjir surut, seperti dikutip dari The Clunker Junker.

Setelah air banjir surut, pemilik mobil mungkin tergoda untuk menyalakan mobil untuk memastikan apakah mesin mobil masih bisa dihidupkan atau tidak. Sebaiknya hal itu dihindari. Karena, mobil yang terendam banjir jika langsung dinyalakan bisa membuat kerusakan makin parah. Menyalakan mobil akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut jika air masuk ke mesin atau kelistrikan.

Disarankan untuk membuka semua pintu mobil, kap mesin dan bagasi agar mendapatkan aliran udara ke dalam mobil. Lepaskan karpet lantai atau apa pun yang berada di atas karpet.



Jika mobil udah di-cover asuransi akibat banjir, pemilik mobil bisa menghubungi pihak asuransi untuk kemudian ditindaklanjuti. Biasanya pihak asuransi memiliki layanan jemput mobil yang terkena dampak banjir.

Kalau mau melakukan sendiri, biarkan kendaraan berada di tempat kering. Mengeringkan mobil secara penuh mungkin bisa memakan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu, tergantung pada tingkat kelembaban di daerah tersebut.

Periksa dipstick atau indikator oli dari tetesan air. Perhatikan juga ketinggian oli. Jika oli lebih tinggi dari biasanya, kemungkinan itu adalah pertanda bahwa oli sudah tercampur dengan air. Kalau sudah begitu, sebaiknya segera kuras oli dan ganti dengan oli baru. Periksa filter udara juga agar tidak terkena air.

Mobil yang sudah terendam banjir sebaiknya segera diganti semua cairannya, termasuk oli mesin, cairan pendingin, dan minyak rem jika memungkinkan. Lepaskan busi dan pastikan tidak ada genangan air di dalam silinder.

Banjir biasanya mengandung lumpur sehingga meninggalkan garis bekas permukaan air di bodi mobil. Garis bekas permukaan air itu bisa menjadi tanda seberapa dalam mobil tenggelam dan memberikan gambaran komponen apa saja yang mungkin terpengaruh. Misalnya, jika air merendam tak sampai pintu mobil, mungkin elemen yang menjaga fungsi mobil tidak terpengaruh. Tapi, kemungkinan kerusakan pada sistem rem, bantalan roda, atau komponen suspensi dan knalpot bisa jadi terpengaruh.


Batas Maksimal yang Aman untuk Terobos Banjir

Berkendara saat banjir tidak disarankan karena banyak aspek keselamatan yang terabaikan. Andaikata terpaksa setidaknya jangan melewati batas tertentu dan jangan lupa utamakan keselamatan jiwa terlebih dahulu.

Untuk mengetahui batas aman berkendara menerobos banjir dapat diketahui dengan melihat tinggi air. Jika sudah mencapai ketinggian lebih dari setengah ban, maka sangat dianjurkan untuk tidak memaksakan diri dan kendaraan.

"Batas maksimal paling aman adalah hanya setengah roda dan tidak panjang (jarak tempuhnya)," ujar Instruktur Rifat Drive Labs, Erreza Hardian saat dihubungi detikcom.



Karena semakin tinggi air maka semakin sulit untuk mengendalikan kendaraan. Arus air akan mengarahkan kemudi sesuai situasi yang mungkin akan menghilangkan kendali pengemudi atau pengendara.

"Arus air sangat kuat ketika melintas secara vertikal atau horizontal akan sangat berbahaya. Handling kendaraan akan sangat sulit, ketika belum berpengalaman diharapkan stop berkendara," jelas Reza,

Di samping itu jangan lupa pula efek hydroplaning yang dapat membuat ban tak lagi menapak pada dan mendapat daya cengkeram. Tentunya dengan jumlah air yang banyak ini saat hydroplaning bisa menyebabkan mobil malah terseret arus sekejap setelah ban tak menapak lagi.

Reza menegaskan kembali bahwa tidak ada namanya cara aman berkendara di kondisi banjir seperti ini. Hal yang harus dilakukan adalah menjaga diri dengan tidak menambah risiko kecelakaan lewat berkendara. "Jadi sangat tidak direkomendasikan tetap berkendara, maka saya tidak akan mengatakan prosedur aman melintasi banir. Kalau defensive ya jangan melintas dan stop berkendara," tutupnya.


Simak Video "Video: 49 Orang Tewas Akibat Banjir di Afrika Selatan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads