Jika Mobil Hanyut Terbawa Banjir, Ini yang Perlu Dilakukan

Jika Mobil Hanyut Terbawa Banjir, Ini yang Perlu Dilakukan

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 02 Jan 2020 17:29 WIB
Mobil terseret banjir sampai saling menumpuk. Foto: Fathan
Jakarta - Bencana banjir melanda Jakarta dan sekitarnya. Banjir juga merendam bahkan sampai menghanyutkan mobil.

Beberapa video menggambarkan mobil hanyut terbawa arus banjir. Daya angkat air saat berada dalam volume besar mengalahkan objek berat sekalipun seperti kendaraan roda empat.

Menurut Andry Berlianto sebagai praktisi defensive driving, jika mobil hanyut terbawa air, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Jika sedang parkir dalam keadaan kosong dan ada potensi menghanyutkan kendaraan maka jangan coba-coba untuk menyelamatkan kendaraan karena justru memperbesar risiko celaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Jika berada di dalam mobil, Andry menyarankan agar pemilik mobil yang hanyut terbawa arus banjir tidak panik. "Ini karena sifat panik itu sendiri yang akan merusak daya pikir akal sehat seseorang. Maka, jangan panik dan tetap tenang untuk berpikir jernih," kata Andry kepada detikcom, Kamis (2/1/2020).



Sebaiknya jangan membuka pintu dulu saat mobil terbawa arus banjir. Sebab, potensi air akan semakin mudah masuk ke dalam kendaraan dan kendaraan akan lebih cepat tenggelam terbawa arus.

"Nyalakan komunikasi. Contohnya seperti klakson untuk menarik atensi orang-orang di luar kendaraan untuk bereaksi memikirkan bantuan. Pemakaian seatbelt sambil berpikir membantu tubuh tetap pada kursi dan tidak terombang-ambing karena arus. Lepas sabuk segera setelah menemukan cara keluar hidup-hidup," kata Andry.



Dari dalam mobil, pecahkan kaca mobil jika masih mengapung. Memecahkan kaca secara perlahan diyakini mampu mengurangi volume air yang sedang masuk. Pilih ujung sudut kaca bagian bawah untuk diketuk menggunakan benda tajam dan tidak mengetuk di bagian tengah kaca. Jangan pecahkan kaca depan karena akan sia-sia sebab material kaca depan umumnya lebih tebal dan sulit dipecahkan ketimbang kaca samping.



"Benda tajam yang dimaksud bisa dengan pemecah kaca jika pengemudi sudah menyiapkan prosedur emergency atau bisa dengan menggunakan batang dari head restraint (sandara kepala) yang ada pada jok," ujar Andry.

Saat jalan keluar ditemukan, tetap tenang dan selanjutnya memutuskan keluar. "Jika ada penumpang upayakan cara yang sama, jika ada penumpang anak-anak minta mereka tetap di tempat karena prosedur keselamatan di mana pun mewajibkan Anda selamat lebih dulu untuk selanjutnya menolong yang lain," ujar Andry.

Hide Ads