Pulang Liburan Lewat Tol Trans-Jawa, Awas Microsleep!

Pulang Liburan Lewat Tol Trans-Jawa, Awas Microsleep!

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 01 Jan 2019 09:30 WIB
Tol Trans Jawa. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Trans Jawa, sebuah jalan bebas hambatan yang dirancang membentang dari Merak hingga Banyuwangi, dengan total jarak 1.150 km sudah diresmikan Presiden Jokowi, Kamis (20/12/2018). Bahkan ruas Jakarta-Surabaya sepanjang 760 km saat ini dapat ditempuh hanya dalam 10 jam saja lho, jauh lebih ringkas daripada sebelumnya yang memakan waktu 15-18 jam perjalanan.

Hadirnya jalan bebas hambatan baru tersebut tentu menjadi pilihan bagi para pengendara yang hendak jalan-jalan atau menikmati musim liburan dengan perjalanan nyaman dan lancar. Bagi Anda yang kembali ke kota asal setelah libur Natal dan tahun baru lewat tol Trans Jawa, kewaspadaan pengemudi perlu diperhatikan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat transportasi dari Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengingatkan ancaman microsleep.

"Jalan tol Trans Jawa yang nyaman dapat mengakibatkan kefatalan berlalu lintas. Kecenderungan mengemudi monoton jarak jauh menyebabkan microsleep. Microsleep terjadi antara 4 hingga 5 detik yang bila terjadi kecelakaan bisa membuat fatal," ungkap Djoko.

Pulau Jawa nyaris terhubung dengan jalan tol. Jalan tol yang panjang bisa membuat pengemudi terlena. Dan biasanya, tingkat kewaspadaan ikut menurun.

Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan lebih lanjut soal microsleep. Bahkan saking singkatnya, microsleep seringkali seseorang tak menyadari telah tertidur. Terkadang, microsleep terjadi dengan mata terbuka.

"Ada dua, ABS (auto behavior syndrome) dan microsleep, kalau microsleep itu tingkat keletihan akibat monoton, kejenuhan yang biasanya terjadi pada highway tol kalau ABS itu keletihan yang memang letih karena sudah berjam-jam membawa mobil, sebelum melakukan perjalanan kurang tidur dari 7 sampai 8 jam," kata Jusri.

"Oleh karena itu sebelum mengemudi, pengendara harus memiliki stamina yang baik diperoleh dari istrihat yang cukup, dan asupan nutrisi yang diproleh seperti karbohidrat, protein bahkan lemak," ujar Jusri.



Jusri sangat menyarankan agar pengendara tidak mengabaikan kondisi microsleep yang berawal dari kelelahan ini. Selain asupan nutrisi, salah satu yang perlu diperhatikan adalah dengan beristirahat yang terjadwal.

"Pada saat mengemudi, istirahatnya harus dibuat terpola, maksimal setiap 2 jam melakukan perjalanan harus berhenti untuk istirahat, waktunya 2 jam pertama 15-30 menit, dan seterusnya minimal 30 menit sampai 1 jam," ungkap Jusri.

"Usahakan pada istirahat kedua, tidur yang namanya power nap," tambah Jusri.

Jusri melanjutkan dalam beristirahat ada istilah 15 minute power nap, yakni tidur selama 15 menit yang menggantikan tidur 9 jam. Itu yang disebut tidur berkualitas.

Lebih lanjut, penumpang juga memiliki peran penting untuk membantu pengemudi menghindari microsleep. "Ajak bicara pengemudi, tegur bila terlihat lelah atau mengantuk. Aktif mengingatkan bila dirasa perjalanan sudah terlalu lama, harus istrihat," pungkas Jusri. (riar/rgr)

Hide Ads